"Harus ada keterkaitan semua pihak di dalam menjaga lingkungan agar selalu bersih dan sehat yang diawali dari bangku sekolah agar sekolah Sobat Bumi bisa dapat terus berjalan dengan baik," ungkap Syaharie Jaang, Selasa.
Penetapan SMP Negeri 10 sebagai sekolah Sobat Bumi tersebut atas kerjasama Pemerintah Kota Samarinda dengan Green Education Pertamina.
Syaharie Jaang juga mengajak semua pihak, baik elemen masyarakat maupun pihak swasta untuk terlibat langsung dalam pengelolaan lingkungan karena merupakan aspek yang sangat penting.
"Masyarakat diharapkan dapat melakukan aksi-aksi ramah lingkungan, dengan tidak membuang sampah dan limbah sembarangan dan di setiap rumah harus ada tanaman hijau," kata Syaharie Jaang.
Direktur Utama Green Education Pertamina Achmad Rizali mengatakan, dari 187 sekolah di Indonesia, hanya terdapat tiga sekolah Sobat Bumi di Pulau Kalimantan, dua di Kota Balikpapan dan satu di Samarinda yakni SMPN 10.
Sementara, Kepala SMPN 10 Iswardati , mengakui, terpilihnya sekolahnya menjadi sekolah Sobat Bumi karena memilki program "Green Education" khususnya kepada para pelajar agar bisa memanfaatkan limbah di lingkungannya.
"Setiap pelajar diberi pengetahuan, bagaimana bisa mengelola hasil limbah dijadikan bahan bakar pengganti minyak tanah," katanya.
"Untuk SMPN 10 mendapat bantuan alat distilator yang merupakan alat penyulingan limbah kulit mada ataupun limbah kulit nanas yang banyak di Samarinda dan dapat diolah menjadi bahan bakar minyak melebihi gas elpiji, dan untuk SMPN 10 sudah dipraktekan siswa dengan mengolah buah mada menjadi bahan bakar minyak," ungkap Iswardati. (A053/E001)
Pewarta: Amirullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014