Saat ini sudah ada sembilan wilayah di Ponorogo yang mengalami kekeringan dan sudah meminta untuk droping pendistribusian air bersihPonorogo, Jatim (ANTARA) -
Ia menyebut Dukuh Bungur merupakan wilayah baru yang mengalami kekeringan. Pihaknya juga sudah mengirimkan bantuan tandon serta jerigen untuk warga.
Baca juga: BPBD Ponorogo antisipasi potensi perluasan area terdampak kekeringan
Ia mengatakan sejumlah sumber air milik warga mulai mengering, bahkan warga harus berjalan masuk ke hutan untuk mengambil air dari sumber yang berada di hutan. Sebenarnya, kata dia, setiap rumah sudah memiliki sumur air, namun setiap musim kemarau selalu mengering.
"Sebenarnya warga memiliki sumur sendiri namun saat musim kemarau, sumber air tidak muncul. Satu satunya yang ada di hutan," tutur Jawar, salah satu warga Dukuh Bungur.
Jawar menambahkan jarak terjauh warga untuk mendapatkan air dari hutan sekitar dua kilometer. Warga juga bergantian membawa jerigen untuk menampung air.
Baca juga: BPBD Ponorogo salurkan air bersih untuk warga terdampak kekeringan
"Air yang digunakan hanya untuk kebutuhan air baku, ya masak dan minum, ambilnya ya manual pakai ciduk," katanya.
Kepala Dusun Bungur Tukimun mengaku sudah melaporkan kekeringan tersebut kepada kepala desa setempat. Ia juga sudah bersurat kepada BPBD untuk meminta bantuan droping air bersih.
Baca juga: 26 desa di Ponorogo masuk zona rawan bencana kekeringan
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024