Banjarbaru, Kalsel (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyebutkan pembangunan Persemaian Liang Anggang (PLA) Banjarbaru sejalan dengan program revolusi hijau.

"Proyek nasional PLA tersebut mendukung program revolusi hijau yang digagas Gubernur Kalsel Sahbirin Noor," kata Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalsel Husnul Khatimah di Banjarbaru, Selasa.

Menurut dia, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menggerakkan revolusi hijau untuk menanam pohon.

Husnul sempat mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya meninjau pembangunan PLA Banjarbaru.

Baca juga: Pemprov Kalsel ganti pepohonan mati melalui gerakan revolusi hijau

PLA Banjarbaru tersebut memiliki luas lahan 14 hektare berkapasitas 10 juta batang pohon per tahun dengan pendistribusian bibit menggunakan enam truk dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel ke tingkat desa dan kelurahan.

"Program ini sangat membantu dalam menggerakkan revolusi hijau yang terus digaungkan," tutur Husnul.

Ia mengungkapkan PLA Banjarbaru merupakan lokasi pembibitan terbesar kedua setelah Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur.

Untuk revolusi hijau, menurut dia, membutuhkan bibit berkualitas dan berjumlah besar dengan memperhitungkan ketepatan waktu, seperti musim tanam bibit.

“Adanya Persemaian Liang Anggang sangat tepat untuk ketersediaan bibit tanaman berkualitas dan juga sebagai sarana edukasi tanaman di Kalsel,” ujar Husnul.

Baca juga: Dishut Kalsel menggelorakan "Revolusi Hijau"

Sebelumnya, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyampaikan bahwa kehadiran Persemaian Liang Anggang sejalan dengan gerakan revolusi hijau dan agenda Indonesia’s FoLU Net Sink 2030.

Siti menjelaskan Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 yang digagas Kementerian LHK itu sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan ambisi aksi iklim untuk pelaksanaan target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis.

Siti menegaskan pemerintah pusat mendorong semua pemangku kebijakan dan elemen masyarakat berkolaborasi untuk percepatan pemulihan lingkungan, termasuk upaya peningkatan tutupan hutan dan lahan atau reforestasi.

Baca juga: 511 ribu hektare lahan kritis di Kalsel jadi target revolusi hijau

Hal ini, menurut Siti, berkaitan erat dengan langkah Indonesia merespons kondisi global yang berkaitan dengan sustainability, biodiversity, dan sirkuler ekonomi, dan orientasi carbon offset.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024