Medan (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Kota Medan, Sumatera Utara, terus memantau kondisi seekor harimau Sumatera bernama Anggi yang berjuang melawan usia senja di Medan Zoo.
"Tapi dapat dipastikan saat awal masuk ke Medan Zoo itu, usia Anggi sudah di atas dua tahun. Karena kalau di bawah dua tahun harimau itu, masih butuh asuhan induknya," ucap petugas kesehatan hewan Medan Zoo drh Muhammad Syah, di Medan, Selasa.
Pihaknya melanjutkan, bahwa Anggi merupakan spesies kucing terbesar tiba di Medan Zoo atau Kebun Binatang Medan pada 2005.
Ketika itu usia Anggi diperkirakan berumur dua atau tiga tahun, dan kini harimau Sumatera tersebut sudah mencapai 22 tahun.
"Atas arahan dan perhatian penuh Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Dirut PUD Pembangunan Adrian Surbakti, sudah banyak dilakukan perbaikan pola perawatan terhadap seluruh hewan di Medan Zoo, tak terkecuali Anggi," jelas drh Syah.
Di antaranya, lanjut dia, pola makan harimau sudah berubah banyak. Tadinya sering makan daging ayam sudah disimpan di freezer, kini lebih sering makan daging segar.
Tidak hanya ayam, harimau di Medan Zoo sudah mulai makan daging segar dan bahkan kelinci hidup juga diberikan untuk memperbaiki gizi.
"Dalam satu minggu, misal Senin makan daging segar, Selasa ayam segar, Rabu puasa, Kamis kelinci hidup, Jumat daging ayam, Sabtu daging sapi segar. Vitamin juga diberikan termasuk pemeriksaan kesehatan secara berkala. Hasilnya, bisa dilihat pada harimau lebih semangat dan lebih sehat," paparnya.
Namun, dia mengakui, bahwa kondisi Anggi saat ini semakin uzur. Meski relatif sehat, jika dilihat dari kasat mata, sejatinya Anggi sedang dalam keadaan sakit karena usia.
Dari pemeriksaan pihak dokter, Anggi mengalami kerusakan di hati dan ginjal yang mengakibatkan kondisinya cukup lemah, walau masih punya berat badan ideal di atas 100 kilogram.
"Bagi seekor harimau Sumatera usia di atas 20 tahun adalah istimewa. Sebab, pada 2018 di salah satu kebun binatang di Amerika, harimau berusia 25 tahun terpaksa disuntik mati karena usia dan sakit yang tak lagi bisa diobati," tegasnya.
Bukan bentuk penyiksaan, namun hal tersebut adalah langkah medis yang boleh diambil agar hewan tidak menderita berkepanjangan, kata drh Syah.
Ternyata satu tahun lalu, dia mengatakan, pihak dokter Medan Zoo juga sudah sempat mengusulkan agar hal serupa dilakukan setidaknya kepada empat harimau di Medan Zoo.
Namun usulan tersebut tidak direstui hingga pada akhirnya harimau mulai mati satu per satu.
Tercatat ada lima ekor harimau mati di Medan Zoo, yakni tiga ekor harimau Sumatra bernama Erha pada 3 November 2023, Nurhaliza pada 31 Desember 2023, dan Bintang Sorik berusia 13 tahun pada 13 Februari 2024.
Kemudian dua ekor harimau Benggala bernama Avatar pada 3 Desember 2023 dan Wesa yang berusia sekitar 19 tahun pada 22 Januari 2024.
"Tidak ada yang bisa tahu, mungkin besok atau bulan depan, atau tahun depan. Yang jelas saat ini kondisi Anggi sudah tua, dan mengalami masalah di sejumlah organ dalamnya," ungkap drh Syah.
Dirut PUD Pembangunan Adrian Surbakti mengakui bahwa segala upaya, seperti perbaikan manajemen, perawatan hewan, perawatan kandang hingga lokasi Medan Zoo saat ini semuanya sedang progres.
Pihaknya mengakui, perbaikan manajemen itu terus dilakukan sesuai arahan Wali Kota Medan Bobby Nasution, termasuk seluruh satwa diperhatikan secara maksimal.
"Nah kondisi harimau sudah tua, tadi sudah dijelaskan oleh dokter hewan. Kami sangat mengharapkan dukungan dan doa dari masyarakat," kata Adrian.
Baca juga: Wali Kota Medan akui Medan Zoo gagal membiakkan harimau
Baca juga: Harimau sumatra kembali mati akibat prognosis infausta di Medan Zoo
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024