Dimana intoleransi adalah buah dari situasi-situasi yang terjadi karena diskriminasi. Pembedaan-pembedaan perlakuan karena politik penyeragaman
Jakarta (ANTARA) - Komnas Perempuan menggelar Festival Penutup Kepala Nusantara sebagai upaya mengkampanyekan keragaman budaya Indonesia.

"Ini bagian dari kampanye bhinneka yang selalu dikuatkan oleh Komnas Perempuan," kata Anggota Komnas Perempuan Dewi Kanti di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa.

Menurut Dewi Kanti, Komnas Perempuan banyak menerima aduan masyarakat terkait persoalan intoleransi hingga saat ini.

"Dimana intoleransi adalah buah dari situasi-situasi yang terjadi karena diskriminasi. Pembedaan-pembedaan perlakuan karena politik penyeragaman," katanya.

Baca juga: Perempuan perlu dilibatkan pada penyelesaian konflik intoleransi agama

Oleh karena itu, lanjutnya, penting untuk menggali keragaman budaya Indonesia lewat penyelenggaraan festival.

"Ini kampanye penutup kepala perempuan sudah hampir tiga tahun terakhir (diadakan)," kata Dewi Kanti.

Tak hanya Festival Penutup Kepala Nusantara, dalam kesempatan lain Komnas Perempuan juga mengadakan Festival Bahasa Ibu Nusantara dan Festival Sesajen.

"Jadi kita menemukenali budaya-budaya yang sebetulnya selama ini mungkin dianggap tidak umum ya, atau tidak dikenal, tapi justru kita kenalkan karena di sana ada nilai-nilai filosofi asli Nusantara yang sebetulnya menjadi jati diri bangsa itu sendiri, jati diri Indonesia yang kaya akan keragaman kebudayaan," katanya.

Baca juga: Komnas Perempuan sambut baik terbitnya Perpres RAN HAM

Festival Penutup Kepala Nusantara bertujuan membangun kesadaran kolektif bangsa mengenai Indonesia yang bhinneka.

"Untuk menguatkan kembali konsensus kebangsaan kita bahwa Indonesia itu bhinneka dan yang harus kita pertahankan adalah nilai-nilai filosofi bangsa, karakter Pancasila, dan konstitusi tentunya yang menjamin semua warga negara bangsa itu memiliki hak dan kedudukan yang sama dalam hukum itu," kata Dewi Kanti.

Dalam Festival Penutup Kepala Nusantara, para perempuan memamerkan penutup kepala dari berbagai daerah, antara lain penutup kepala Betawi, ikat kepala Sortali dari Batak, hingga mahkota Papua.

Baca juga: Papua tertinggi dalam kasus kekerasan terhadap perempuan

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024