Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Belanda akan merundingkan kembali pengadaan dua kapal Korvet Sigma Class dari Belanda agar pembangunan dua kapal Sigma Class III dan IV itu dapat lebih banyak dilakukan di Indonesia, dalam hal ini oleh PT PAL.
"Ada beberapa perangkat teknis di PT PAL yang belum mampu dikembangkan oleh PT PAL sesuai dengan standar yang ditetapkan pihak Belanda, seperti pembangunan galangan kapal," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono kepada ANTARA News di Jakarta, Senin.
Ditemui usai mengadakan rapat kerja dengan Komisi I DPR ia mengatakan, untuk membuat galangan kapal dan perangkat teknis seperti yang ditetapkan pihak Schelde Naval Shipbuilding (SNS) memerlukan modal cukup tinggi, karena itu baik Indonesia maupun Belanda perlu merundingkan kembali bagaimana pengadaan Korvet Sigma Class III dan IV ke depan.
Dalam perundingan yang dijadwalkan berlangsung dalam dua hingga tiga bulan ke depan itu, Indonesia akan meminta agar porsi pengadaan 30 persen dapat dilakukan di Indonesai oleh PT PAL, kata Juwono.
"Kami berharap, Indonesia mendapat porsi 30 persen dari total kontrak, dimana sebagian pengadaan dilakukan oleh ahli-ahli dari Indonesia," tutur Menhan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Slamet Soebijanto mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan pengadaan dua kapal Korvet jenis Sigma Class III dan IV dari Belanda, sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) TNI Angkatan Laut 2003-2013.
"Kami akan terus lanjutkan, sesuai kebijakan yang telah ada," katanya, menjawab ANTARA News.
Tentang pelibatan PT PAL, tambah dia, sangat tergantung pada kebijakan politik pemerintah apakah langsung melakukan pengadaan dari Belanda atau menggunakan prinsip alih teknologi antara PT PAL dengan SNS.
"Yang jelas, kami akan teruskan pengadaan dua kapal selanjutnya dari Belanda," ujar Slamet menegaskan.
Sesuai Renstra TNI AL 2003-2013 TNI AL akan membeli empat kapal Korvet jenis Sigma Class dari negeri Kincir Angin. Pembelian empat kapal itu, dilakukan dalam dua tahap.
Dua kapal pada tahap pertama dibuat di Belanda sedangkan dua sisanya dilakukan oleh PT PAL dengan sebelumnya mengirim para teknisi TNI AL untuk mempelajari teknologi kapal Korvet.
Menhan Juwono Sudarsono dan Kasal Laksamana TNI Slamet Soebijanto sebelumnya, mengadakan kunjungan ke Belanda pada 14 -18 September 2006. Selain melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Belanda Hendrikus Gregorius Jozeph Kamp, Menhan juga menghadiri acara pemberian nama dua Kapal Korvet Sigma I dan II yang sudah dibeli oleh Indonesia, di galangan kapal, di Vlissingen Belanda.
Kapal Korvet Sigma Class I dan II yang masing-masing di beri nama KRI Diponegoro dan KRI Hasanuddin, akan tiba di Indonesia pada 2007.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006