Jakarta (ANTARA News) - Analis pasar modal William Surya Wijaya mengatakan bahwa tertekannya saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) diperkirakan hanya bersifat sementara.
"Sentimen terkait BCA mengenai perpajakan kemungkinan hanya dilihat jangka pendek, karena secara fundamental emiten itu memiliki prospek kinerja yang positif," ujar William Surya Wijaya yang juga analis Asjaya Indosurya Securities di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan bahwa tekanan yang terjadi pada saham Bank Central Asia Tbk itu juga tidak terlalu signifikan karena masih sesuai dengan fundamentalnya.
"Itu menunjukkan penurunan saham BBCA bukan karena faktor fundamental, kalau dipengaruhi fundamental tentu tekanannya lebih tajam dari saat ini," ucapnya.
Menurut dia, kepercayaan pelaku pasar saham untuk mengakumulasi saham PT Bank Central Asia Tbk masih cukup baik.
PT Bank Central Asia Tbk yang memiliki kode emiten BBCA di papan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia pada Selasa (22/4) bergerak turun sebesar Rp125 menjadi Rp11.050 per lembar saham.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan bahwa pelemahan saham Bank Central Asia itu merupakan rekasi sementara pelaku pasar saham untuk mengantisipasi sentimen ke depannya.
"Bagaimana pun juga jika emiten bersentuhan dengan hukum, maka ekspektasi pelaku pasar saham akan negatif," ucapnya.
Kendati demikian, lanjut dia, kinerja positif yang telah dicatatkan Bank Central Asia Tbk selama ini akan membuat harga saham emiten tersebut kembali bergerak sesuai dengan fundamentalnya.
Pada tahun ini, Reza Priyambada mengatakan bahwa BCA merencanakan untuk membagikan deviden kepada para pemegang saham sebesar Rp2,9 triliun atau 20,7 persen dari laba bersih pada 2013 Rp14,3 triliun.
"Sentimen dividen dapat menjadi sentimen positif dan megurangi pengaruh negatif saat ini," katanya. (KR-ZMF/S025)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014