ini menjadi dasar kami kenapa Rote Ndao dipilih sebagai wilayah yang akan dikembangkan modeling budidaya rumput laut
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan modeling atau proyek percontohan rumput laut di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), juga berfokus pada sisi hilirisasi.

"Hilirisasi akan dibantu mesin pengering dan Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP sedang menghubungkan dengan off taker," ujar Dirjen Perikanan Budi Daya KKP Tb Haeru Rahayu ditemui usai Rapat Kerja Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa.

KKP mulai membangun modeling budidaya rumput laut seluas 50 hektare di Rote Ndao, NTT. Adapun Rote Ndao sebagai salah satu Kabupaten yang memberikan kontribusi terbesar pada total produksi rumput laut di Provinsi NTT serta rumput laut dari wilayah ini menjadi salah satu rumput laut terbaik dari Indonesia di pasar dunia.

“Nah ini menjadi dasar kami kenapa Rote Ndao dipilih sebagai wilayah yang akan dikembangkan modeling budidaya rumput laut,” ujar Tebe sapaan akrabnya.

Potensi lahan yang berpotensi dikembangkan untuk kegiatan budidaya rumput laut di Rote Ndao mencapai seluas 32 ribu hektare.

Baca juga: Unpatti-Yayasan SIT kerja sama pengembangan budidaya rumput laut

Baca juga: KKP sediakan bibit dukung pengembangan rumput laut di NTT


Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat baru sekitar 6,9 persen lahan yang termanfaatkan untuk budidaya rumput laut.

“Saya juga mendapat informasi, rumput laut di Rote Ndao menjadi penyokong kehidupan masyarakat. Ada sekitar 4.615 pembudidaya rumput laut di sana. Bahkan masyarakat pesisirnya menganggap budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian yang cocok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelas Tebe.

Ia kembali menjelaskan Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk melakukan hilirisasi rumput laut melalui modeling budidaya rumput laut yang ditargetkan di lima wilayah, salah satunya di Rote Ndao di NTT.

“Program modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao seluas 50 hektare ini diarahkan pada sistem pengelolaan budidaya rumput laut yang terintegrasi berbasis kawasan dan mengimplementasikan konsep ekonomi biru, sehingga akan mampu meningkatkan produksi maupun produktivitas untuk mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan usaha budidaya” papar Tebe.

Seperti pada modeling budidaya rumput laut di Wakatobi yang dibangun tahun 2023, ia mengatakan modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao juga akan dibangun unit produksi bibit rumput laut (UPBRL) kultur jaringan, kebun starter, kebun bibit rumput laut dan budidaya rumput laut.

Artinya, lanjut dia, dengan UPBRL yang dapat beroperasi dengan baik maka dapat menghasilkan bibit rumput laut yang berkualitas, sehingga mampu memenuhi ketersediaan bibit rumput laut bagi pembudidaya di wilayah Rote Ndao.

Baca juga: KKP memacu produktivitas budi daya rumput laut di pulau terluar

Baca juga: Kemenperin: Hilirisasi rumput laut penuhi potensi 11,8 miliar dolar AS

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024