Beijing (ANTARA) - China bekerja sama dengan Afrika untuk mengatasi perubahan iklim, sekaligus memberikan bantuan konkret kepada negara-negara Afrika untuk membantu mereka membangun kapasitas yang lebih baik, kata seorang pejabat pada hari Senin saat KTT Forum Kerja Sama China-Afrika (FOCAC) 2024.

"Perubahan iklim merupakan tantangan bersama yang dihadapi umat manusia, yang membutuhkan upaya bersama dari semua negara di seluruh dunia. Baik China maupun negara-negara Afrika sangat terdampak oleh perubahan iklim, dan kedua pihak meresponsnya secara aktif," kata Li Yonghong, yang menjabat sebagai wakil direktur Pusat Kerja Sama Luar Negeri Bidang Lingkungan Hidup yang berada di bawah naungan Kementerian Ekologi dan Lingkungan Hidup China.

Li menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah konferensi pers mengenai KTT FOCAC, yang akan digelar pada Rabu (4/9) hingga Jumat (6/9) pekan ini.

Li menambahkan bahwa China dan negara-negara Afrika mendorong Deklarasi Kerja Sama China-Afrika dalam Memerangi Perubahan Iklim, dan telah membentuk kemitraan strategis yang didedikasikan untuk mengatasi masalah global ini. Kedua belah pihak juga telah meluncurkan rencana aksi khusus untuk kerja sama tersebut.

China telah menandatangani 19 nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan 17 negara Afrika tentang kerja sama Selatan-Selatan untuk mengatasi perubahan iklim. China telah menandatangani sebuah MoU dengan Seychelles untuk membangun zona percontohan rendah karbon di bawah kerangka kerja sama Selatan-Selatan untuk perubahan iklim. Menurut Li, China saat ini juga sedang menjajaki kerja sama dengan Nigeria dalam pembangunan zona percontohan rendah karbon.

Dalam hal proyek-proyek untuk memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim, China hingga saat ini telah membantu negara-negara Afrika dengan satu sistem satelit mikro, satu stasiun darat bergerak (mobile ground station) yang terhubung ke satelit meteorologi, satu pembangkit listrik tenaga surya, lebih dari 3.000 lampu jalan LED surya, lebih dari 20.000 sistem tenaga surya, hampir 20.000 pendingin ruangan hemat energi, dan lebih dari 800.000 perangkat penerangan LED hemat energi. Bantuan-bantuan tersebut telah secara signifikan meningkatkan kapasitas negara-negara Afrika terkait untuk memitigasi dan beradaptasi terhadap perubahan iklim, kata Li.

Pada September 2023, China mengusulkan program "Sabuk Tenaga Surya Afrika", yang berfokus pada sumber daya sinar matahari yang melimpah di Afrika dan pengembangan energi bersih. Melalui bantuan material, pertukaran dan dialog, penelitian bersama, serta pengembangan kapasitas, proyek-proyek tersebut bertujuan menciptakan zona percontohan untuk kerja sama China-Afrika dalam pemanfaatan sumber daya matahari, membantu negara-negara Afrika terkait dalam mengatasi kekurangan listrik, papar Li.

"Ke depannya, China bersedia untuk makin memperkuat komunikasi, koordinasi, dan kerja sama praktis dengan negara-negara Afrika dalam perubahan iklim, bersama-sama meningkatkan kapasitas mereka dalam mengatasi perubahan iklim, serta menyuntikkan lebih banyak energi positif dalam membangun sistem tata kelola iklim global yang adil, rasional, dan saling menguntungkan," ujar Li, demikian Xinhua.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024