Otomatis untuk biaya operasi lebih murah. Kalau di sini mungkin sekitar Rp200-Rp300 per kWh

Bandung, Jabar (ANTARA) - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menyebut Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang berusia satu abad, mampu menyuplai listrik untuk 2.000 hingga 3.000 rumah.

Senior Manager PLN IP Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Saguling Doni Bakar mengatakan PLTA Bengkok memiliki total kapasitas 3,15 MW. Kapasitas tersebut mampu melayani suplai listrik sekitar 3.000 kW untuk pelanggan di sekitar PLTA.

"Kalau satu rumah 1 kW, berarti ada sekitar 2.000 sampai 3.000 rumah. Sekitar Bandung sini, karena kalau PLN itu banyak yang melayani pelanggan, ada yang menggunakan interkoneksi, jaringan 500 kV Jawa-Bali. Kemudian di bawahnya ada 150 kV, ada lagi 70 kV dan 20 kV," ujar Doni dalam kunjungan media di PLTA Bengkok, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Doni menyampaikan kehadiran PLTA Bengkok menjadi salah satu pembangkit yang bisa diandalkan dalam mendukung energi baru terbarukan (EBT), meski sebenarnya telah ada sejak zaman kolonial.

Tenaga listrik PLTA Bengkok berasal dari aliran Sungai Cikapundung di Taman Hutan Raya, yang dibendung. Lokasi tersebut berjarak 4 kilometer dari pembangkitnya.

"Di atas situ ada kolam tandu harian (KTH), dari KTH itu mengalir melalui penstock. Terus mengalir ke bawah sini, ada tiga aliran. Nanti ke masing-masing unit melalui katup utama, nanti baru masuk ke turbin," kata Doni.

Lebih lanjut, Doni menjelaskan setiap meter kubik per detik mampu menghasilkan beban sekitar 1 MW. Dari generator listrik yang didapat sebesar 6 kV, kemudian dinaikkan melalui trafo menjadi 20 kV.

"Nanti dari 20 kV dialirkan ke PLN untuk ke masyarakat," ucap Doni.

Dari sisi perawatan, kata Doni, PLN IP memeliharanya secara periodik dengan inspeksi yang dilakukan setiap hari. Selain itu, digunakan juga teknologi terbaru melalui predictive maintenance dan termografi.

Doni menyampaikan bahwa biaya perawatan PLTA Bengkok relatif murah karena berbeda dengan pembangkit termal. Sebab, PLTA Bengkok putarannya cukup rendah yakni 750 RPM atau bertemperatur dingin.

"Otomatis untuk biaya operasi lebih murah. Kalau di sini mungkin sekitar Rp200-Rp300 per kWh untuk kita biaya produksi," katanya.

Baca juga: PLN optimalkan Waduk Karangkates untuk kembangkan PLTS Terapung
Baca juga: PLN sebut perubahan iklim dapat kurangi 75 persen produksi PLTA
Baca juga: PLN tuntaskan proyek PLTA Jatigede dukung pengembangan energi hijau

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024