Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Prof. Dr. dr. Pustika Amalia Wahidiyat Sp.A mengatakan dukungan dan kehadiran kumpulan anak penyintas kanker (peer group) bisa membantu mempertahankan kualitas hidup anak penderita kanker agar menjalani hidup sehat.

“Kadang-kadang masalahnya anak-anak itu kalau orang tuanya atau dokter yang ngomong, karena mereka nggak mau dengar. Peer group itu sangat perlu sekali untuk menyatakan hal-hal yang positif, karena peer group itu sudah pernah mengalami, jadi mereka akan lebih percaya,” kata Pustika dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Pustika mengatakan, penderita kanker pada usia sekolah biasanya lengah untuk tetap menjaga kesehatannya karena sudah merasa lebih sehat dan memiliki kesibukan sekolah. Hal ini yang terkadang menyebabkan anak yang sudah dinyatakan sembuh dari kanker bisa terkena lagi.

Baca juga: Kemenkes pastikan vaksin HPV gratis bagi anak aman dan berkualitas

Ia juga mengatakan kontrol yang harus dilakukan sebulan sekali biasanya membuat anak-anak bosan sehingga keluarga sebagai caregiver perlu memberikan dukungan dari segi makanan dan gaya hidup sehat.

“Secara psikososial, anak-anak yang remaja ini lebih sulit, karena tentunya kalau dia sudah sembuh kegiatannya akan lebih banyak. Nah itu yang kadang-kadang menjadi lengah, jadi faktor keluarga pun juga harus mendukung,” katanya.

Dokter dengan sub spesialis hematologi dan onkologi anak ini mengatakan anak yang dinyatakan sembuh dari kanker adalah yang sudah bertahan lima tahun tidak ada kekambuhan. Pada saat ini, keluarga sebaiknya menjaga pola hidup sehat anak agar mendapatkan kualitas hidup yang baik dan bisa sehat lebih lama.

Baca juga: 60 anak penyintas kanker terlibat projek sambut Hari Batik Nasional

Hal ini termasuk menghindari makanan instan dan makanan dengan olahan tinggi (ultra process food). Orang tua juga perlu memastikan obat kemoterapi tidak membuat sel tumor bermutasi dengan bentuk genetik lain yang bisa menyebabkan anak kembali menderita kanker keganasan kedua.

“Tetapi tidak menutup kemungkinan mutasi gen yang akibat pengobatan yang kita berikan pun, bisa membuat dia berubah menjadi jenis cancer yang lain. Tapi umumnya kayak leukimia akut, kita bisa mencapai kesembuhan sampai 80 persen,” kata Pustika.

Baca juga: Orang tua perlu dukungan psikologis untuk dampingi anak dengan kanker

Baca juga: Dokter: Terapi psikologis penting dukung anak yang sedang kemoterapi


Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024