Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa kunjungan Paus Fransiskus merupakan bukti pengakuan keharmonisan Indonesia, simbol persahabatan antar-umat beragama, sekaligus memberi pesan kuat bagi tenun kebinekaan.

"Ini adalah pengakuan bahwa Indonesia relatif berhasil menjaga keharmonisan antar-umat beragama di tengah gejolak yang terjadi di berbagai belahan dunia," kata pria yang akrab disapa Cak Imin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Selain itu, ia mengatakan bahwa kunjungan Paus dapat memberikan inspirasi dan menjadi dorongan bagi terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia.

"Kehadiran Paus Fransiskus juga menjadi pengingat bagi kita tentang pembangunan yang berkeadilan. Melalui ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si pada 2015, beliau mengingatkan kita pentingnya menjaga keseimbangan pembangunan dan alam,” ujarnya.

Baca juga: Wapres: Kedatangan Paus Fransiskus bawa misi persaudaraan-kemanusiaan

Baca juga: Komisi VIII DPR harap kedatangan Paus jadi spirit perdamaian


Oleh sebab itu, ia mengingatkan Pemerintah untuk ke depannya dalam setiap mengambil kebijakan dan tata kelola berdasarkan prinsip keadilan; baik sosial, ekologis, iklim, maupun antar-generasi.

Paus Fransiskus yang merupakan Pemimpin Takhta Suci Vatikan telah tiba di Indonesia pada Selasa. Kemudian, Paus Fransiskus pada Rabu (4/9) dijadwalkan berkunjung ke Istana Merdeka, Jakarta, dan dia bakal disambut oleh Presiden RI Joko Widodo.

Setelah itu, Paus Fransiskus akan melanjutkan agendanya bertemu jemaat di Katedral dan jemaat Katolik Muda Grha Pemuda.

Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-Dunia itu pada Kamis (5/9) dijadwalkan berkunjung ke Masjid Istiqlal di Jakarta, kemudian pada pukul 17.00 WIB, dia bakal memimpin misa suci akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Terakhir, pada Jumat (6/9), Paus Fransiskus bakal meninggalkan Jakarta menuju Port Moresby, Papua Nugini. Dia berangkat ke Port Moresby dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Pewarta: Rio Feisal
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024