Saya mohon Kiai Maimun Zubair dan Pak Hamzah Haz, serta tokoh-tokoh lain untuk turun tangan mengishlahkan"

Sungai Raya, Kalimantan Barat (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta sesepuh PPP seperti KH Maimum Zubair atau Hamzah Haz mendorong islah partai ini.

"Menjelang pelaksanaan Pilpres saat ini sepertinya memang membuat suhu politik semakin panas," katanya saat menghadiri Sarasehan Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan di Pesantren Darul Ulum, Kecamatan Sungai Raya, Selasa.

Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang dan Depok itu menambahkan perpecahan dalam tubuh partai bisa disebabkan faktor internal dan eksternal.

"Salah satunya adalah faktor fasilitas, kemudian faktor dari luar partai maupun dalam partai itu sendiri yang menginginkan perpecahan di partai ini," katanya.

Sebagai salah satu tokoh yang pernah dibesarkan PPP, Hasyim Muzadi berharap semua pihak berkonflik di PPP segera bersatu kembali. "Apapun penyebabnya, PPP harus islah kembali," katanya.

Hasyim mengungkapkan PPP dilahirkan dan dibesarkan oleh para tokoh yang mewakili semua elemen umat Islam ketika itu. Untuk kembali berdamai, para elite PPP saat ini harus bisa membatasi diri dari masuknya intervensi luar.

Dia meminta tokoh-tokoh PPP yang suaranya masih didengar agar turun tangan menyelesaikan konflik.

"Saya mohon Kiai Maimun Zubair dan Pak Hamzah Haz, serta tokoh-tokoh lain untuk turun tangan mengishlahkan," katanya.

Sebelumnya, Hasyim telah mengungkapkan rasa prihatin melihat kemelut yang terjadi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia meminta masalah internal itu diselesaikan secara damai.

"Sebagai orang yang pernah aktif di PPP tahun 1973-1986, saya sangat prihatin dan menyesalkan kemelut pertikaian di PPP," kata Hasyim.

Menurut dia, jika Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dianggap salah karena hadir pada kampanye Gerinda di Gelora Bung Karno, masalah tersebut sebaiknya diselesaikan setelah Pemilu Presiden.

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014