Berlin (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Senin (2/9) menyatakan kekhawatirannya atas peningkatan besar yang diraih oleh partai sayap kanan jauh Alternative für Deutschland (AfD) dalam pemilihan regional pada Minggu (1/9), dengan mengatakan bahwa AfD dapat berdampak negatif bagi negara.

"Negara kita tidak boleh dan tidak bisa terbiasa dengan ini. AfD memberikan dampak negatif kepada Jerman. Partai ini melemahkan ekonomi, memecah belah masyarakat kita, dan merusak reputasi negara kita," kata Scholz dalam sebuah pernyataan  di Facebook.

Scholz mengajak semua partai demokratis untuk bersatu melawan sayap kanan jauh, dan mendukung pembentukan pemerintahan koalisi di negara bagian timur Thuringia dan Saxony.

"Semua partai demokratis sekarang dipanggil untuk membentuk pemerintahan yang stabil, tanpa kaum ekstremis kanan," katanya, merujuk pada pembicaraan koalisi yang diharapkan di negara bagian timur tersebut.

Partai sayap kanan jauh di Jerman mencatat keberhasilan elektoral terbesar mereka sejak Perang Dunia II, dan AfD memenangi pemilihan negara bagian di Thuringia dengan hampir 33 persen suara dan berada di posisi kedua di negara bagian tetangga, Saxony, dengan sekitar 30 persen suara.

Para pejabat dari partai anti-imigran tersebut mengatakan mereka siap untuk memasuki pembicaraan koalisi dengan partai lain.

Wakil ketua AfD, Alice Weidel, memuji kinerja partainya sebagai "keberhasilan historis."

Ia menyerukan kepada partai-partai lain untuk mengubah sikap mereka terhadap AfD, dan terlibat dalam pembicaraan dengan mereka untuk membangun pemerintahan koalisi.

"Para pemilih ingin melihat AfD dalam pemerintahan. Kami mewakili sekitar 30 persen pemilih di kedua negara bagian tersebut. Tanpa kami, pemerintahan yang stabil tidak lagi mungkin," katanya.

Namun, para pemimpin senior dari Christian Democratic Union (CDU) yang berhaluan tengah-kanan menolak membentuk pemerintahan koalisi dengan AfD sayap kanan jauh, yang telah lama dipantau oleh dinas keamanan karena kecenderungan anti-demokratiknya.

Dalam konferensi pers di Berlin, calon utama CDU di Saxony, Michael Kretschmer, mengatakan mereka akan tetap berpegang pada keputusan sebelumnya, dan tidak akan mengadakan pembicaraan koalisi dengan AfD.

"Kami sudah sangat jelas sebelum pemilu bahwa kerja sama dengan AfD tidak mungkin," katanya, menambahkan bahwa mereka akan mengadakan pembicaraan dalam beberapa hari mendatang dengan partai-partai demokratis untuk membangun pemerintahan koalisi yang stabil di Saxony.

Mario Voigt, calon utama CDU di Thuringia, juga menegaskan kembali sikap partainya, dan mengatakan mereka berencana untuk pertama-tama mengadakan pembicaraan dengan Social Democrats (SPD) dan partai kiri BSW untuk mengeksplorasi opsi koalisi.

"Kami bertujuan untuk pemerintahan yang dipimpin CDU. Tentu saja, kami sekarang akan mengeksplorasi opsi apa yang mungkin dilakukan dalam kondisi sulit ini," katanya kepada wartawan.

CDU berada di posisi kedua di negara bagian Thuringia dengan perolehan 23,6 persen suara, tetapi berhasil meraih kemenangan tipis di negara bagian tetangga Saxony dengan meraih 31,9 persen suara.

Pemerintahan koalisi kiri-liberal yang dipimpin Scholz mengalami kerugian besar di kedua negara bagian tersebut di tengah meningkatnya ketidakpuasan pemilih terhadap kebijakan pemerintah terkait Ukraina, reformasi energi yang mahal, dan kekhawatiran tentang migrasi yang tidak teratur.

Sumber : Anadolu-OANA
Baca juga: Partai sayap kanan Jerman diprediksi menang pemilu negara bagian
Baca juga: Partai sayap kanan AfD serukan referendum keluarnya Jerman dari UE
Baca juga: Badan intelijen Jerman awasi partai sayap kanan garis keras AfD


Penerjemah: Primayanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024