"Kabupaten Merauke dengan beragam potensi yang dimiliki, termasuk keunikan yang dimiliki di desa-desa, merupakan pintu masuk wisatawan dari timur Indonesia," kata Rerie, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Hal itu disampaikannya saat memberi sambutan pada kegiatan Forum Penguatan Jejaring Pengelolaan Desa Wisata di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) c.q. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur di Merauke, Papua Selatan, Senin.
Menurut dia, pariwisata yang memberikan pengalaman bagi wisatawan seperti menikmati keseharian dengan warga lokal dan mengenal kearifan lokal, saat ini digemari oleh para wisatawan mancanegara.
Hal itu, kata dia, membuka peluang bagi desa-desa di Merauke yang memiliki kekhasan dari sisi alam, lingkungan dan budaya, untuk dikembangkan menjadi desa wisata.
Selain itu, tambah dia, kawasan Titik Nol di Kabupaten Merauke bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung dan mengenal lebih jauh budaya dan kekhasan yang dimiliki desa-desa di sekitarnya.
"Siapa yang tidak kenal dengan Merauke? Hampir setiap anak Indonesia kenal dengan kata Merauke karena pernah menyanyikan lagu Dari Sabang sampai Merauke," ujarnya.
Menurut dia, mewujudkan sejumlah desa tujuan wisata di Merauke merupakan tantangan yang dapat direalisasikan seiring dengan rencana pemerintah mengembangkan Provinsi Papua Selatan.
Untuk itu, dia mengatakan dibutuhkan political will yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan masyarakat untuk mewujudkan sejumlah desa wisata di Merauke yang mampu menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
Baca juga: Wakil Ketua MPR ajak semua pihak dukung pengesahan RUU PPRT
Baca juga: Waka MPR ingatkan keluarga faktor utama bangun karakter anak bangsa
Baca juga: Waka MPR ingatkan keseimbangan target wisatawan dengan pelestarian
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024