Istanbul (ANTARA) - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Senin, mengumumkan bahwa Kazakhstan akan menyelenggarakan referendum nasional pada 6 Oktober untuk memutuskan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Keputusan tersebut mencerminkan dorongan pemerintah untuk mengatasi kebutuhan energi negara yang terus meningkat di tengah defisit energi global.

"Saya mendukung usulan pemerintah. Referendum nasional tentang pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir akan diadakan pada 6 Oktober tahun ini, dan hari ini saya akan menandatangani keputusan terkait," kata Tokayev dalam pidatonya kepada rakyat.

Tokayev menggarisbawahi pentingnya energi nuklir sebagai solusi untuk memenuhi permintaan energi Kazakhstan yang terus meningkat.

Dia menekankan bahwa setiap keputusan tentang masalah nasional yang penting tersebut harus dibuat dengan dukungan rakyat.

"Setiap langkah penting bagi kehidupan negara harus dilakukan dengan dukungan rakyat. Begitu pula dengan referendum PLTN," tambahnya.

Usulan referendum pertama kali dilontarkan oleh Tokayev pada September tahun lalu.

Dia mendeskripsikan keputusan untuk membangun atau tidak membangun PLTN sebagai isu penting bagi masa depan Kazakhstan, seraya mencatat bahwa pendapat di negara itu terbagi, dengan masalah keselamatan menjadi faktor penting.

Kekhawatiran tersebut bermula dari warisan tragis situs uji coba nuklir Semipalatinsk, yang terletak di timur laut Kazahstan, tempat lebih dari 450 uji coba nuklir dilakukan selama era Soviet.

Situs tersebut ditutup pada 1991, tetapi kenangan akan dampaknya masih kuat di antara penduduk.

Saat Kazakhstan mempertimbangkan masa depan energi mereka, referendum mendatang akan menjadi momen penting dalam menentukan apakah negara itu akan terus maju dengan tenaga nuklir.

Sumber: Anadolu

Baca juga: PBB khawatir fasilitas nuklir Ukraina dan Rusia terkena dampak perang
Baca juga: Reaktor nuklir di Jepang gagal lewati tinjauan keselamatan

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024