Wakil Presiden Gas Domestik Pertamina Gigih Wahyu Hari Irianto di Jakarta, Senin, mengatakan sampai akhir 2014 pihaknya menargetkan pembagian paket perdana konversi elpiji akan mencapai 57,7 juta.
"Pada awal program tujuh tahun lalu, kami ditargetkan 58 juta dan sampai akhir tahun ini akan tercapai sesuai target yakni 57,7 juta kiloliter," katanya.
Menurut dia, konversi selama tujuh tahun lalu telah menurunkan pemakaian minyak tanah dari 12 juta kiloliter pada 2007 menjadi tinggal 900 ribu kiloliter pada akhir 2014.
Program konversi, lanjutnya, telah memberikan penghematan subsidi minyak tanah secara kumulatif sejak 2007 hingga 2013 sebesar Rp115,6 triliun.
Sampai 2013, Pertamina sudah membagikan paket perdana sebanyak 55,3 juta.
Paket perdana yang dibagikan gratis ke rumah tangga dan UKM itu terdiri dari kompor, regulator, selang, tabung, dan 3 kg elpiji.
Pada 2014, Pertamina menargetkan pembagian 2,4 juta paket perdana, sehingga secara total menjadi 57,7 juta.
Gigih mengatakan, setelah 2014, masih terdapat sejumlah wilayah yang belum terkonversi antara lain Papua, Maluku, sebagian Sulawesi, NTT, dan Sumbawa.
"Pada daerah-daerah tersebut masih disediakan minyak tanah bersubsidi," katanya.
Menurut dia, pertimbangan daerah tersebut tidak terkonversi adalah keterbatasan infrastruktur, sehingga kalau dipaksakan dikhawatirkan program tidak berkelanjutan dan akhirnya menyusahkan masyarakat.
Namun demikian, lanjutnya, pelaksanaan konversi bisa dilakukan di wilayah tersebut berdasarkan usulan pemerintah daerah.
Pertamina, lanjutnya, juga akan membangun depot elpiji di Jayapura dan Sorong.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014