Jakarta (ANTARA News) - Jakarta International School (JIS) mengklaim telah menawarkan bantuan konseling dan kesehatan bagi satu siswa taman kanak-kanaknya yang menjadi korban kekerasan seksual.
"Pada 21 Maret kami diberitahukan oleh orang tua korban bahwa putera mereka telah mengalami pelecehan seksual di sekolah. Segera setelah mendengar berita ini kami menawarkan bantuan konseling dan kesehatan bagi korban. Kami juga mendampingi ibu korban ketika membuat laporan di kantor polisi," kata Kepala Sekolah Jakarta International School Timothy Carr saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin.
"Di JIS, siswa adalah jantung dari seluruh kegiatan sekolah dan terkait kejadian ini kami menempatkan bantuan kepada korban dan keluarga sebagai prioritas sekolah," tambah Carr yang saat memberikan keterangan didampingi juru bicara dan penerjemah.
JIS juga menyampaikan simpati ke keluarga murid taman kanak-kanak yang menjadi korban kekerasan seksual dan menyebut kejadian itu sebagai tragedi.
"Kami sangat sedih dan menyesal dengan kejadian yang telah menimpa salah satu siswa kami dan karena kejadiannya berlangsung di sekolah maka hal tersebut telah menyebabkan seluruh komunitas Jakarta International School kaget, marah, dan tentu saja sedih," kata Carr.
"Kami telah menyampaikan rasa simpati yang mendalam kepada pihak keluarga atas kejadian ini dan rasa simpati bersama mereka," tambah dia.
Carr menambahkan pengelola JIS juga berkomitmen untuk bekerja sama penuh dengan kepolisian untuk memastikan pelaku kejahatan mendapatkan hukuman yang setimpal.
Menurut Carr, JIS telah memberikan kemudahan kepada polisi untuk masuk ke area sekolah dan menunjuk wakil kepala keamanan sekolah untuk membantu mereka.
Carr menyebut JIS telah melakukan penyelidikan internal dan senantiasa memberikan infomasi terbaru dari hasil penyelidikan tersebut ke kepolisian setiap hari.
"Kami telah mendukung upaya penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian sejak awal. Kami juga turut membantu dalam upaya penangkapan pelaku yang adalah karyawan dari ISS, sebuah perusahaan alihdaya setelah mereka dapat diidentifikasi. Kami akan melakukan apapun semampu kami untuk memastikan JIS tempat yang aman bagi seluruh siswa," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Carr juga mewakili JIS meminta maaf atas kejadian kekerasan seksual di sekolah dan membantah telah memberikan perintah kepada pegawai JIS dan orang tua murid untuk tidak bicara apapun kepada media.
"JIS memiliki satu perwakilan, yaitu saya. Kami sudah memberikan respon kepada media, dan berkomitmen akan terbuka serta kooperatif. Tidak akan ada yang kami sembunyikan," kata Carr.
Sampai saat ini polisi telah menetapkan dua tersangka pelaku kekerasan seksual terhadap siswa taman kanak-kanak JIS yakni Agun dan Awan yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sekolah internasional itu.
Polisi sedang mendalami dugaan keterlibatan dua orang pria berinisial ZA dan AN, serta seorang wanita berinisial AF yang juga dicurigai sebagai pelaku namun statusnya masih saksi.
Setelah kasus kekerasan seksual terhadap siswa taman kanak-kanak JIS mengemuka, Tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendatangi sekolah itu pada Rabu (16/4) namun tidak diizinkan masuk ke lingkungan sekolah.
Pewarta: Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014