Dhaka (ANTARA) - Di tengah banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya di Bangladesh baru-baru ini, banyak warga China yang tinggal di negara itu mengambil langkah untuk berdonasi ke daerah bencana, menyumbangkan lebih dari empat juta taka (1 taka = Rp129) dalam bentuk uang tunai, dan bahan-bahan senilai hampir 9 juta taka hingga Sabtu (31/8).
New Hope Bangladesh menyumbangkan 550 kardus susu, 550 kardus biskuit, dan 550 kardus air minum, yang jumlahnya mencapai 12 lakh taka, kepada klien mereka untuk membantu mereka mengatasi kerugian sesegera mungkin. Selain itu, mereka akan menyumbangkan tiga lakh uang tunai kepada orang-orang yang dilanda banjir.
Mohammad Ahmadullah, seorang petani ikan yang menderita kerugian akibat banjir, mengatakan kepada Xinhua bahwa dia telah berbisnis dengan perusahaan tersebut selama lima tahun.
"Saya tahu bahwa kualitas produk mereka bagus. Sekarang saya menemukan kebaikan dan kualitas mereka dalam semua aspek," katanya.
"Bangladesh menghadapi banyak bencana alam setiap tahun, tetapi selama kita bersatu, kita dapat mengatasi tantangan ini dan membantu orang-orang menjalani kehidupan yang lebih baik," kata He Quanshui, presiden regional New Hope Bangladesh.
Asosiasi Warga China Perantauan di Bangladesh (Overseas Chinese Association in Bangladesh/OCAIB) menggalang dana sumbangan dari warga China perantauan di Bangladesh dan mengirimkan 4.000 paket keluarga senilai 68 lakh taka ke desa-desa di Kamalnagar, Sonaimuri Senbag, Fulgazi, dan Sadar thana pada Jumat (30/8).
"Kita perlu mendukung masyarakat tempat kita tinggal dan bekerja, mengulurkan tangan persahabatan dan bantuan selama masa krisis," kata Qiu Xiaobin, wakil presiden OCAIB.
"Warga China membantu dengan mendonasikan perlengkapan bantuan kepada orang-orang yang dilanda banjir, menunjukkan persahabatan mendalam antara masyarakat China dan Bangladesh," kata Qiu.
Baru-baru ini, beberapa wilayah di Bangladesh terdampak parah akibat banjir, yang berdampak terhadap jutaan orang. Sedikitnya 59 orang tewas dalam bencana tersebut.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024