Perundungan ini sudah puluhan tahun tidak pernah bisa diselesaikan secara tuntas, karena memang kurang komitmen dari para stakeholder. Saya sendiri sejak menjabat ini kali ketiga, saya meminta agar ini dihilangkan
Denpasar (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan perundungan yang dialami oleh Aulia Risma Lestari, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang karena kurangnya komitmen dari para pemangku kepentingan dalam menyelesaikan persoalan.
Selama ia menjabat, kata Menkes< sudah tiga kali meminta agar perundungan di internal kampus diselesaikan agar tidak berpengaruh terhadap perkembangan psikis mental calon dokter di kampus tersebut.
Baca juga: Menkes serius dorong dugaan perundungan PPDS Undip diproses hukum
Ia membantah anggapan yang menyatakan bahwa perundungan merupakan salah satu aspek untuk membentuk tenaga dokter spesialis yang tangguh. Ia mencontohkan pendidikan TNI-Polri juga pilot ditempa dengan latihan yang keras untuk tangguh bukan dengan cara perundungan seperti itu. Karena itu, kata dia, anggapan sesat seperti itu dihilangkan agar tidak menjadi kebiasaan di dalam dunia pendidikan.
"Tidak benar bahwa perundungan itu dipakai alasan untuk menciptakan tenaga-tenaga yang tangguh," kata Menkes.
Menkes sendiri menilai perundungan yang menimpa Aulia Risma Lestari sudah keterlaluan karena diduga melecehkan banyak aspek baik psikologis, seksual, bahkan terjadi pemerasan hingga mengakibatkan Aulia bunuh diri.
Baca juga: Kemenkes bakal umumkan hasil investigasi perundungan PPDS minggu ini
Hal tersebut semakin diperparah dengan kejadian ayah Aulia, Moh Fakhruri juga meninggal dunia.
Sebelumnya seorang mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran (FK) Undip Semarang Aulia Risma Lestari meninggal dunia, diduga bunuh diri di tempat kos di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Polda Jateng tindak lanjuti dugaan perundungan mahasiswi PPDS Undip
Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024