Badung (ANTARA) - Presiden Republik Ghana Nana Akufo-Addo menyampaikan praktik baik untuk meningkatkan sistem kesehatan di negaranya dalam rangkaian Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 yang digelar di Badung, Bali, pada Senin.
"Saya ingin berbicara tentang tema yang menjadi inti misi ini; kekayaan melalui kesehatan, perjalanan progresif Ghana menuju pembangunan dan kemakmuran," kata Presiden Akufo-Addo.
Ia menekankan bahwa kesehatan masyarakat Ghana menjadi landasan dalam upaya membangun kemakmuran bangsa.
Masyarakat yang sehat tidak hanya menjadi keharusan moral tetapi juga kebutuhan ekonomi, bagi produktivitas, inovasi, dan pertumbuhan serta menjadi landasan ekonomi yang dinamis dan berkelanjutan.
Upaya untuk membangun sistem kesehatan yang baik mendorong pemerintahan negara itu untuk memperluas akses ke layanan kesehatan primer melalui sanitasi dan mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang mendesak melalui pembentukan Skema Asuransi Kesehatan Nasional (NHIS) 2003.
Pembentukan skema tersebut menandai momen penting untuk memastikan hak setiap warga Ghana untuk mendapatkan kesehatan, terlepas dari keadaan ekonomi mereka, kata Presiden Akufo-Addo lebih lanjut.
"Saat ini, kemajuan dalam pengembangan NHIS mencakup sekitar 65 persen dari populasi kita, menjadikannya salah satu skema asuransi kesehatan paling sukses di benua Afrika," katanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, mereka juga melakukan peningkatan dalam penyediaan layanan kesehatan, dengan fokus pada pembangunan sistem tangguh yang mampu menahan fluktuasi ekonomi dan keadaan darurat kesehatan.
Dia mengatakan bahwa penyediaan layanan kesehatan yang terdesentralisasi secara signifikan meningkatkan hasil kesehatan, terutama di daerah pedesaan.
Sementara itu, Ghana juga terus mengupayakan penurunan angka kematian ibu dari 580 per 100 ribu pada 1990 menjadi 310 per 100 ribu pada 2023.
"Kami juga membuat kemajuan yang baik dalam mengurangi angka kematian anak, dari 127 per 100 ribu kelahiran hidup pada 1990 menjadi 41 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2023 dengan meningkatkan kapasitas kami untuk menanggapi keadaan darurat pada kesehatan masyarakat," demikian katanya.
Dengan mengambil tema "Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063", Indonesia ingin menjadikan Bandung Spirit yang dihasilkan dari Konferensi Asia Afrika 1955 sebagai fondasi untuk melanjutkan pembangunan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Afrika di masa mendatang.
Beberapa kerja sama yang akan diprioritaskan dalam forum tersebut antara lain kerja sama dalam transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.
Hasil konkret yang diharapkan dapat dicapai antara lain perjanjian antara pemerintah atau G-to-G, kesepakatan bisnis G-to-B maupun B-to-B, dan Grand Design pembangunan Indonesia dengan Afrika, termasuk dengan negara-negara ketiga melalui triangular cooperation, dengan target kesepakatan bisnis hingga 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp54,69 triliun).
Baca juga: Indonesia-Ghana sepakat perkuat hubungan bilateral
Baca juga: Indonesia serukan Global South sebagai penggerak perubahan di IAF 2024
Pewarta: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024