Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyiagakan sekitar 1.000 Relawan Tangguh Bencana (Retana) di setiap desa dan kecamatan untuk menghadapi kemarau, terutama melakukan pendataan dan permintaan air bersih akibat dampak kemarau.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya di Cianjur, Senin, mengatakan, meski sejumlah kecamatan dilaporkan mengalami kesulitan air akibat kemarau, namun pihaknya belum mendapat permintaan pasokan air bersih dari masyarakat.
"Kami sudah meminta relawan atau masyarakat langsung mengajukan permintaan pasokan air melalui desa atau langsung ke BPBD Cianjur, tercatat sejumlah kecamatan sudah mengalami kesulitan air bersih, namun belum ada pengajuan permintaan," katanya.
Pengajuan dapat melalui relawan, pemerintah desa, dilanjutkan ke BPBD Cianjur, sehingga pihaknya menindaklanjuti dengan mengirim truk tangki air bersih ke wilayah terdampak yang mengajukan permohonan, termasuk berkoordinasi dengan PDAM dan PMI Cianjur.
"Nanti surat pengajuan menjadi dasar kami untuk berkoordinasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Cianjur dan Perumda Tirta Mukti Cianjur guna mengirimkan air bersih ke wilayah terdampak kemarau," katanya.
Sementara warga Kampung Bolang, Desa Cimanggu, Kecamatan Cibeber, sejak satu bulan terakhir terpaksa menggunakan air Sungai Cikondang untuk kebutuhan mandi dan mencuci karena sumber mata air atas menghilang termasuk sumur milik warga mengering.
Setiap pagi dan sore ungkap warga harus berjalan kaki hingga 1 kilometer ke pinggir sungai untuk mencuci, mandi dan kegiatan lainnya karena tidak lagi memiliki sumber air di tengah perkampungan.
"Untuk minum dan kebutuhan memasak kami membeli air kemasan atau galon, sedangkan untuk mencuci dan mandi biasanya ke Sungai Cikondang bersama warga lain, karena air di kolam dan sumur warga sudah mengering sejak sebulan terakhir," kata warga Desa Cimanggu, Naraya (32).
Tidak hanya warga dari Desa Cimanggu, setiap hari warga dari desa lainnya memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan yang sama, karena sumur dan kolam yang biasa menampung air di perkampungan sudah mulai mengering.
"Kami berharap kemarau tidak panjang dan segera turun hujan karena setiap hari harus ke sungai cukup berat dan kami berharap ada bantuan air bersih dari pemerintah," katanya.
Baca juga: BPBD Karawang: Sepuluh desa alami krisis air bersih di musim kemarau
Baca juga: BPBD Sragen optimalkan drop air menyusul kekeringan lima kecamatan
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024