Indikasi perkembangan tersebut di antaranya dengan digelarnya dua kegiatan pacuan kuda tahun ini di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dilaksanakan oleh Sarga.

Hal itu tentu menjadi potensi yang sangat besar mengingat penduduk Indonesia saat ini didominasi anak muda. Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 mencatat, jumlah generasi Z (lahir 1997-2012) di Indonesia mencapai 74,93 juta jiwa atau 27,94 persen populasi.

Adapun, milenial (lahir 1981-1996) berjumlah 69,38 juta jiwa atau setara 25,87 persen populasi. Sementara, generasi X (1965-1980) tercatat 58,65 juta jiwa atau setara 21,88 persen populasi.

Sementara itu, Winfried Engelbrecht-Bresges pun mengapresiasi perkembangan pacuan kuda di Indonesia. Menurut dia, data demografi penonton kuda di Asia mayoritas (sekitar 43 persen) ialah di atas 55 tahun dan hal tersebut menjadi sebuah tantangan yang dibahas dalam konferensi ARC.

Ia juga menyampaikan pentingnya keterlibatan penggemar dan kebutuhan untuk menarik generasi muda agar menikmati kegiatan olahraga pacuan kuda sejak usia dini yang nantinya diharapkan dapat menciptakan minat terhadap olahraga tersebut.

Konferensi ARC memiliki sejarah panjang dalam perkembangan industri pacuan kuda di dunia. Konferensi yang pertama kali dilaksanakan di Tokyo, Jepang, sejak 1960 itu merupakan salah satu gelaran internasional utama dalam kalender ARF yang saat ini beranggotakan 28 federasi pacuan kuda.

Baca juga: Tim Indonesia dominasi Kejuaraan Panahan Berkuda di Thailand

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024