Jakarta (ANTARA) – Australia menjadi negara dengan tingkat permintaan akan perawat berkualifikasi yang sangat tinggi. Demikian salah satu hasil diskusi yang diadakan Katalis dengan Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia di Jakarta (2/9).


Diskusi tersebut membahas temuan dua laporan terbaru terkait peningkatan kerjasama bilateral Indonesia-Australia di bidang keperawatan yang diterbitkan Katalis, sebuah program dukungan pemerintah yang bernama lengkap Program Kerjasama Ekonomi Perjanjian Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia Katalis.


Laporan Penilaian Peluang Pasar berdasar pada wawancara dengan para pemangku kepentingan di Indonesia dan Australia, dan analisis data komprehensif, untuk menggambarkan tren terkait kebutuhan, permintaan dan ketersediaan perawat di kedua negara, sekaligus hambatan terhadap mobilitas. Laporan kedua tentang Penilaian Kesetaraan Kualifikasi mengkaji tingkat kesetaraan antara standar kualifikasi Nursing and Midwifery Board of Australia (NMBA) untuk perawat terdaftar (Registered Nurse) dan standar kualifikasi Indonesia untuk perawat profesional (Professional Nurse). Perbandingan standar akreditasi untuk program pendidikan RN dan PN ini memberikan wawasan penting mengenai apa yang diperlukan untuk mencapai keselarasan yang lebih besar dalam pendidikan keperawatan antara Australia dan Indonesia.


Laporan ini beserta diskusi konstruktif secara bilateral, mengungkapkan adanya peluang besar yang dapat dikembangkan antara Indonesia dan Australia dalam bidang keperawatan. Kami berharap rangkaian pembahasan dan rekomendasi konstruktif ini dapat mendorong kerjasama bilateral di masa depan dan membawa manfaat baik bagi kedua negara dan demi peningkatan kualitas layanan bagi pasien,” ungkap Paul Bartlett, Direktur Katalis.


Di antara rekomendasi yang dibahas dalam diskusi bertajuk “Indonesia-Australia Nursing Cooperation: What’s Next?” itu adalah perlunya upaya memfasilitasi keselarasan pendidikan dan praktik keperawatan di Indonesia dan Australia dengan fokus pada standar pelatihan dan sistem akreditasi Australia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi, khususnya dalam hal keselamatan pasien dan budaya. Syarat lainnya untuk mendukung ambisi Indonesia untuk menjadi pusat wisata medis global dan memperkuat peluang potensi migrasi ke negara lain adalah kemampuan berbahasa Inggris yang baik.


Sebelumnya, Katalis pernah mengeluarkan laporan penilaian komparatif standar keperawatan di Indonesia dan Australia. Peran aktif Katalis untuk menggali peluang mobilitas antara Indonesia dan Australia juga terlihat melalui Perjanjian Pengakuan Timbal Balik (Mutual Recognition Agreement) antara para insinyur profesional Indonesia dan Australia, yang ditandatangani pada Juni 2023 dan telah menciptakan peluang baru bagi para insinyur Indonesia untuk bekerja di Australia.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024