Kita memerlukan arah dan visi baru, kita memerlukan strategi baru, kita memerlukan langkah taktis baru untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang. Untuk itu, saya ingin menekankan empat poin

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan empat poin untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang.

"Kita memerlukan arah dan visi baru, kita memerlukan strategi baru, kita memerlukan langkah taktis baru untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang. Untuk itu, saya ingin menekankan empat poin," ucap Presiden dalam sambutannya pada pembukaan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLF-MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) Ke-2 di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin, yang disaksikan melalui tayangan langsung YouTube Sekretariat Presiden dari Jakarta.

Pertama, kata Presiden, pencapaian target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) harus tetap menjadi fokus utama pembangunan global.

"Yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional, termasuk agenda 2063 Afrika dan didukung kemitraan multipihak," kata Presiden.

Selanjutnya kedua, Presiden menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global, membela kepentingan global south sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas dalam mempercepat pencapaian SDGs.

"Ini adalah komitmen yang konsisten Indonesia usung sejak Konferensi Asia-Afrika 69 tahun yang lalu," ungkapnya.

Kemudian ketiga, Presiden juga menyatakan Indonesia siap bermitra dengan siapapun, utamanya dengan kawasan Afrika sebagai kunci agenda pembangunan global.

Presiden menyampaikan bahwa hasil kemitraan Indonesia-Afrika sejauh ini sangat nyata membawa peningkatan besar volume perdagangan dan berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan dan berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan.

"Bahkan Indonesia-Africa Forum tahun ini telah mencatat kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai 3,5 miliar dolar AS, hampir enam kali lipat dari IAF pertama di tahun 2018," tutur Presiden.

Keempat, Presiden mengatakan solidaritas global perlu dihidupkan kembali untuk meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan dan untuk meningkatkan kerja sama Utara-Selatan, sehingga kita dapat saling melengkapi, dapat saling bahu-membahu dalam mengatasi tantangan-tantangan global.

"Dan dengan semangat yang sama tahun depan, Indonesia akan menyelenggarakan Platinum Jubilee of the Asian-African Conference, memperingati 70 tahun KTT Asia-Afrika," kata Presiden.

HLF-MSP dan IAF 2024 di Bali diharapkan dapat memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi antara Indonesia dan negara-negara Afrika, dengan menekankan pentingnya kemitraan multipihak yang inklusif dan berkelanjutan.

Kedatangan para pemimpin Afrika itu juga menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap peningkatan kerja sama antara kedua belah pihak.

Forum tersebut tidak hanya untuk mempererat hubungan diplomatik, tetapi juga membuka peluang baru untuk pertukaran pengetahuan dan investasi yang saling menguntungkan.

Baca juga: Jokowi: Komitmen RI tidak berubah sejak Konferensi Asia-Afrika 1955
Baca juga: Presiden buka Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak dan IAF Ke-2
Baca juga: Bappenas: IAF dan HLF MSP dorong kolaborasi global yang inovatif

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024