Cologne, Jerman (ANTARA) - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada Minggu (1/9) menyerukan persatuan setelah peristiwa serangan penikaman baru-baru ini yang menewaskan tiga orang di kota Solingen.
Steinmeier menyerukan persatuan saat berpidato di Solingen untuk mengenang para korban serangan, yang menurut dia sebuah aksi teroris yang ingin memecah belah bangsa.
Steinmeier juga menyebutkan tentang migrasi tidak teratur, menyerukan langkah yang lebih kuat untuk mengendalikannya.
Ia mengatakan bahwa meskipun Jerman menjunjung tinggi hak dasar untuk suaka, namun sistem tersebut tidak dapat berfungsi secara efektif jika kewalahan dengan terlalu banyak pendatang.
Sementara itu di acara yang sama Perdana Menteri Rhine-Westphalia Utara Hendrik Wust menggambarkan serangan itu sebagai "teror biadab dan tidak manusiawi," dan menyoroti perlunya menilai kembali kebijakan suaka dan imigrasi Jerman.
Walikota Solingen Tim Kurzbach mengajak masyarakat untuk bersatu, mengatakan serangan yang terjadi saat Festival Keberagaman pada 23 Agustus itu tidak hanya menyasar para korban, tetapi masyarakat secara keseluruhan.
Kantor Kejaksaan Federal di Karlsruhe mengumumkan telah menangkap seorang warga negara Suriah, yang dituduh sebagai anggota organisasi teroris dan bertanggung jawab atas kematian tiga orang dan percobaan pembunuhan delapan orang lainnya dalam serangan menggunakan senjata tajam itu.
Irregular migration atau migrasi tidak teratur mengacu pada situasi di mana orang-orang berpindah dari satu negara ke negara lain tanpa memenuhi persyaratan hukum atau administratif yang ditetapkan oleh negara tujuan.
Hal itu dapat mencakup masuk atau tinggal di suatu negara tanpa izin resmi, melanggar visa, atau menggunakan rute atau metode yang tidak sah untuk masuk ke suatu negara.
Sumber: Anadolu-OANA
Baca juga: Jerman perketat aturan senjata dan migrasi pasca insiden penusukan
Baca juga: PM Inggris kunjungi Jerman dan Paris perbaiki hubungan usai Brexit
Baca juga: Migrasi ilegal ke Eropa meningkat pesat 2023, Jerman jadi tujuan utama
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024