Shenzhen (ANTARA) - Dianggap sebagai judul game mandiri pertama buatan China berbiaya tinggi, bervolume tinggi, dan berkualitas tinggi, "Black Myth: Wukong" sangat berinvestasi dalam penggunaan teknologi penangkapan gerak mutakhir untuk menggabungkan seni bela diri dunia nyata ke dalam game.
Melalui teknologi ini, aksi para pemeran pengganti (stuntman) profesional yang mengenakan setelan khusus dengan titik-titik reflektif direkam dari semua sudut, diproses menjadi data virtual, dan akhirnya ditampilkan pada karakter-karakter yang ada dalam gim tersebut.
Yin Kai, yang berasal dari Provinsi Shandong, merupakan salah satu kru motion capture dalam gim ini. Dia melakukan sebagian besar pekerjaan aksi untuk tokoh protagonis gim ini, yakni karakter monyet yang diangkat dari novel klasik China berjudul "Perjalanan ke Barat".
Terinspirasi oleh para bintang televisi seperti Jackie Chan dan Jet Li, penggemar Kung Fu muda ini mulai berlatih seni bela diri pada usia lima tahun dan mengambil jurusan pertunjukan seni bela diri di Shanghai University of Sport.
Untuk membuat adegan pertarungan menjadi lebih menarik, baik secara teknis maupun artistik, Yin mengintegrasikan berbagai elemen dari seni bela diri China dan opera tradisional.
Dia juga menggunakan isyarat tubuh yang bernuansa untuk mengekspresikan berbagai aspek karakternya.
Contohnya, Yin menyelami pengamatan dan peniruan yang sangat cermat untuk menampilkan secara jelas sifat kebinatangan dan kecerdasan tokoh protagonis dalam gim itu.
Sejak dirilis pada 20 Agustus, "Black Myth: Wukong" sukses mengguncang dunia gim, terjual lebih dari 10 juta kopi di semua platform dalam waktu tiga hari setelah peluncurannya.
Sebagai salah satu partisipan dalam produksi gim ini, Yin juga merasakan kebanggaan dan kegembiraan setelah gim ini meraih kesuksesan.
"Melihat penampilan saya dicintai oleh para pemain gim, saya merasa semua kerja keras yang saya lakukan tidak sia-sia," katanya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024