Kairo (ANTARA News) - Pemerintah Mesir melarang masuk sekaligus beredarnya surat kabar Prancis, Le Figaro, dan koran Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung, karena artikel-artikel mereka dinilai menghina Islam, demikian laporan Kantor BeritaMesir (MENA). Menurut surat keputusan yang dikeluarkan Menteri Penerangan Mesir, Anas el-Feki, kedua penerbitan itu dilarang memasuki negara tersebut. "Mereka menerbitkan artikel-artikel yang menghina Islam dan mengklaim bahwa agama Islam disebarkan dengan pedang dan Nabi... adalah nabi jahat," katanya. Edisi Le Figaro tanggal 19 September memuat opini mengenai Islam dan Nabi Muhammad yang ditulis oleh Robert Redeker, seorang filosof Prancis dan guru sekolah menengah atas. "Prajurit tak kenal ampun, penjarah, pembunuh Yahudi dan poligamis -- begitulah Muhammad menggambarkan dirinya di dalam Al-Quran... Kebencian dan kekerasan hidup di dalam buku yang dipelajari setiap muslim, Al-Quran," tulis Redeker, dalam opini yang sangat menghina Islam itu. Edisi Frankfurter Allgemeine Zeitung tanggal 16 September 2006 juga memuat artikel seorang ahli sejarah Jerman, Egon Flaig, yang mengkaji bagaimana Nabi Muhammad menjadi seorang pemimpin militer yang berhasil. Flaig mengajukan argumentasi lain yang menopang pandangannya bahwa Islam memiliki sejarah kekerasan. MENA mengatakan, "Menteri penerangan mengatakan bahwa ia melarang setiap penerbitan yang menghina agama Islam atau mengobarkan kebencian dan penghinaan terhadap setiap agama di wilayah Mesir." Kantor berita itu tidak mengaitkan artikel-artikel tersebut dengan pernyataan Paus Benediktus di Jerman pada 12 September 2006, di mana ia mengutip pendapat seorang kaisar Byzantine yang memberikan pernyataan serupa mengenai Islam dan Nabi Muhammad. Pemerintah Mesir selama ini hampir tidak pernah melarang masuk dan beredarnya surat-surat kabar atau majalah besar Eropa. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006