Jakarta (ANTARA News) - Pemulangan 46 orangutan (Pongo Pymaeus) dari Thailand ke Indonesia masih sangat tergantung keputusan militer di Thailand dan selama militer belum memberi izin bagi tim Indonesia menjemput 53 orangutan itu, pihak Indonesia belum bisa berbuat banyak.
"Kita memang sudah mengirim tim untuk mengecek orangutan yang akan dipulangkan ke Indonesia. Persiapan sudah matang, namun tiba-tiba ketika tim masih di sana, terjadi kudeta sehingga proses pemulangan tertunda," kata Herry Djoko Susilo dari Ditjen Perlindungan Hutan dan Konvervasi Alam (PHKA) Departemen Kehutanan di Jakarta, Minggu malam.
Herry bersama sejumlah anggota tim dari Indonesia telah berada di Bangkok pekan lalu untuk pengecekan terakhir proses pemulangan. Namun situasi politik yang berubah mengakibatkan proses pemulangan tertunda. Tim ini baru saja kembali dari Thailand.
Semula direncanakan orangutan yang diselundupkan itu akan dijemput dengan pesawat angkut milik TNI AU jenis Hercules C-130 pada 23 September 2006. Pesawat direncanakan mendarat di Halim Perdanakusuma Jakarta dan Ibu Negara Ani Yudhoyono bersama Menhut MS Kaban dijadualkan akan menyambut orangutan-orangutan itu untuk selanjutnya dikirim ke Nyaru Menteng, Kalimantan.
Apabila rencana tersebut terwujud, salah satu menteri Thailand sedianya ikut mengantar orangutan itu untuk diserahkan kepada pemerintah Indonesia.
Akibat situasi politik yang berubah di Thailand, kata Herry Djoko, kelanjutan proses pemulangan masih sangat tergantung dari penguasa militer negara itu. Karena itu, pihaknya masih menanti konfirmasi dari pimpinan militer setempat melalui KBRI Bangkok.
"Memang ada rencana tanggal 29 September, tapi belum pasti dan tergantung situasi di sana. Kalau perkembangan situasi memburuk, tentu kita tidak bisa pastikan,` katanya.
Dia mengemukakan, akibat perubahan situasi politik di Thailand, muncul sensitivitas pada proses pemulangan satwa-satwa yang dilindungi itu mengingat tim Indonesia menjemput orangutan itu dengan pesawat militer dan mendarat di bandara militer di Thailand.
"Situasi berubah sehingga rencana yang telah kita tetapkan juga berubah," katanya.
Dia menjelaskan, orangutan yang akan dipulangkan sebanyak 53 ekor. Sebagian besar hewan ini untuk sementara ditampung di lokasi penampungan yang dimiliki Departemen Kehutanan Thailand.
Dari 53 orangutan itu, tujuh di antaranya menderita sakit dan masih diteliti apakah bisa dipulangkan atau tidak. Sedangkan enam lainnya masih di Chiang Mai. Dengan tujuh ekor yang sakit, kemungkinan hanya 46 ekor orangutan yang akan dipulangkan.
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan Adi Susmiyanto, di Jakarta, pekan lalu menjelaskan, pemulangan 46 orangutan asal Indonesia yang diselundupkan ke Thailand ditunda dari rencana semula akibat perkembangan politik terakhir di negara tetangga itu.
"Berdasarkan berbagai pertimbangan terutama situasi terakhir , kami memutuskan menunda pemulangan ke-46 orangutan tersebut setelah cukup lama kami berkomunikasi dengan pihak terkait di negara itu," katanya.
Pemulangan mereka dengan pesawat Hercules C-130 TNI-AU direncanakan berlangsung Sabtu (23/9) tapi tertunda karena terjadi kudeta di Thailand Selasa malam (19/9).
Adi mengharapkan orang-oranutan tersebut dapat dipulangkan dalam satu atau dua pekan mendatang setelah situasi di Thailand kembali normal.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006