"Pertama di antara lima partai Islam tidak ada satupun memiliki tokoh kuat dan kharismatis yang bisa diterima oleh kelima partai tersebut sekaligus dinominasikan sebagai (bakal) calon presiden," kata Umar S. Bakry di Jakarta, Jumat.
Kendala kedua menurut dia, politik aliran dan egoisme keyakinan masih merintangi terwujudnya persatuan di antara kelima partai tersebut.
Dia menjelaskan, kendala ketiga, kecenderungan pragmatisme dan orientasi kekuasaan lebih menonjol dari pada idealisme di kalangan partai-partai Islam.
"Dengan demikian pertemuan di Cikini (Kamis 17/4) sekedar untuk menaikkan posisi tawar partai Islam terhadap tiga partai besar yang mengajak mereka berkoalisi," ujarnya.
Selain itu dia menilai, pertemuan di Cikini dirancang sebagai jalan menuju pembentukan koalisi Indonesia Raya seperti yang disampaikan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais.
Umar mengatakan, koalisi Indonesia Raya adalah koalisi partai Islam plus Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai capres dan cawapres berasal dari partai Islam.
"Partai berbasis Islam memperoleh suara di Pemilu Legislatif 2014 sekitar 31 persen, minimal mereka mengharapkan posisi cawapres dan sepertiga kursi kabinet," ujarnya.
Sebelumnya Koalisi Politik Islam bertekad menggabungkan seluruh partai poros tengah yang terdiri atas partai Islam melalui koalisi besar untuk mengemban aspirasi umat.
"Atas nama Koalisi Umat Islam kami mendesak dan menuntut pimpinan partai politik Islam agar jangan terjebak pada matematika politik. Sebanyak 32 persen suara itu dimiliki umat Islam," kata
Ketua Pelaksana Koalisi Politik Islam Ust Bachtiar Nasir di Jakarta, Kamis (17/4).
Koalisi itu mengundang tokoh ormas dan parpol Islam bertemu di sebuah kediaman di Jalan Cikini Raya Nomor 24, Kamis (17/4).
Dalam kesempatan itu Amien Rais mengusulkan pembentukan Koalisi Indonesia Raya yang merupakan gabungan antara partai Islam dan nasionalis untuk menyelesaikan masalah bangsa.
"Koalisi poros tengah terlalu sempit karena itu saya mengusulkan istilah Koalisi Indonesia Raya. Hal itu karena gabungan partai Islam tidak akan mampu memikul masalah bangsa ini seorang diri, sehingga butuh partisipasi partai nasionalis," kata Amien Rais.
Namun Amien tidak menjelaskan partai nasionalis mana yang kira-kira dapat diajak bergabung dengan partai-partai Islam.
Ketua MPR periode 1999-2004 itu hanya berpesan agar pertemuan ormas dan pimpinan parpol Islam tersebut tidak berpandangan sempit dengan membayangkan bahwa poros partai Islam bisa memikul semua beban bangsa.
(I028/Z002)
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014