Jakarta (ANTARA) - Xabi Alonso (42 tahun) yang tergolong dalam pelatih berusia muda, musim lalu mampu membawa Bayer Leverkusen merengkuh gelar juara Liga Jerman (Bundesliga) dengan status tak terkalahkan sepanjang musim.

Meski baru mengenyam karir kepelatihan di Leverkusen seumur jagung, namun Xabi Alonso mampu memberikan dampak cepat dengan memberikan tiga trofi termasuk Liga Jerman, Piala Liga Jerman dan Piala Super Jerman.

Sukses Xabi Alonso bersama dengan Bayer Leverkusen ini membuat klub-klub di Liga Jerman tak tanggung-tanggung untuk memberikan kepercayaan kepada pelatih muda yang masih minim pengalaman pada musim ini.

Sebut saja Vincent Kompany (38 tahun) yang ditunjuk sebagai juru taktik Bayern Muenchen meski kiprahnya bersama Burnley di Liga Inggris musim lalu berakhir dengan tragis usai klub yang bermarkas di Turf Moor tersebut terdegradasi ke Championships.

Selain Kompany dengan Bayern Muenchen, sang rival klasik Borussia Dortmund juga menjajal jasa pelatih muda menyusul mundurnya Eden Terzic dari kursi kepelatihan meski mampu mengantarkan Dortmund mencapai babak final Liga Champions musim lalu.

Manajemen Dortmund bergerak cepat dengan mengamankan jasa mantan pemain mereka, Nuri Sahin (35 tahun) yang dipercaya mampu membawa Julian Brandt dan kawan-kawan bersaing di musim ini.

Kehadiran pelatih muda yang menempati kursi kepelatihan tiga klub yang kini menjadi raksasa di Liga Jerman tersebut akan membuat persaingan adu strategi kian sengit.

Baca juga: Bayer Leverkusen percaya diri raih Piala Super Jerman 2024

Selanjutnya: Xabi AlonsoXabi Alonso

Meski sempat dirumorkan untuk hengkang dari Bay Arena usai mencapai kesuksesan yang mengagumkan selama satu musim tak terkalahkan di Bundesliga, namun Xabi Alonso telah memastikan untuk tetap bertahan bersama dengan Bayer Leverkusen.

Pelatih asal Spanyol tersebut juga masih dihuni oleh skuad yang sama seperti musim lalu meski terdapat rumor yang mengatakan bahwa sejumlah punggawa Leverkusen seperti sang kapten Jonathan Tah akan hengkang pada bursa transfer musim panas ini.

Dengan materi pemain yang tidak mempunyai perubahan signifikan seperti kehadiran Florian Wirtz, Granit Xhaka, Victor Boniface, Jonathan Tah hingga Alejandro Grimaldo menjadikan Bayer Leverkusen sebagai salah satu kandidat kuat untuk bersaing memperebutkan gelar juara Liga Jerman.

Xabi yang juga sarat akan pengalaman saat menjadi pemain dengan dilatih oleh pelatih-pelatih top Eropa seperti Pep Guardiola, Carlo Ancelotti, Jose Mourinho dan Rafa Benitez akan menggunakan skema counter pressing dalam formasi andalannya 3-4-3.

Pelatih kepala Bayer Leverkusen asal Spanyol Xabi Alonso (tengah) merayakan kemenangan seusai pertandingan sepak bola leg kedua semifinal Liga Eropa UEFA antara Bayer Leverkusen dan ASC Roma di Leverkusen, Kamis (9/5/2024). ANTARA/AFP/Ina Fassbender/am.
Kembalinya Patrik Schick dan Nathan Tella yang mulai beradaptasi ke dalam skema pelatih berusia 42 tahun tersebut tentu juga akan menjadi faktor kunci lain ketika lini serang Leverkusen yang macet.

Kunci juara dari Die Werkself musim lalu yakni terdapat pada stabilitas diantara lini serang dan lini bertahan. Tercatat gawang dari Lukas Hradecky menjadi gawang yang paling sedikit kebobolan dengan catatan 24 gol dari 34 pertandingan.

Selain lini bertahan yang kokoh, Xabi Alonso juga mampu meramu lini depan Leverkusen menjadi mengerikan dengan total mencatatkan 89 gol dari 34 pertandingan atau berada di urutan kedua tim terproduktif di bawah Bayern Muenchen yang mencatatkan 94 gol.

Baca juga: Alonso ingin manfaatkan "rasa sakit" UEL untuk kawinkan gelar domestik
Baca juga: Tah: Kunci sukses Leverkusen adalah Alonso

Selanjutnya: Vincent KompanyVincent Kompany

Meski terhitung sebaya dengan kapten sekaligus penjaga gawang Bayern Muenchen, Manuel Neuer namun sang pelatih, Vincent Kompany, harus bisa mengatur ruang ganti para bintang yang dikenal biang onar sehingga mendapatkan julukan FC Hollywood.

Tak tanggung-tanggung nama-nama pelatih yang lebih berpengalaman seperti Julian Nagelsmann dan Thomas Tuchel berakhir dengan pemecatan usai sempat berselisih dengan para punggawa The Bavarians.

Namun sebagai sosok pelatih yang juga pernah mencicipi ruang ganti dengan bermaterikan pemain bintang saat memperkuat Manchester City tampaknya Vincent Kompany mempunyai pendekatan khusus.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh penyerang Bayern Muenchen, Harry Kane yang mengatakan bahwa pelatih berusia 38 tahun tersebut mampu menguasai ruang ganti FC Hollywood.

Pelatih Bayern Muenchen Vincent Kompany. ANTARA/AFP/Virginie Lefour/aa.

Baca juga: Harry Kane : Muenchen perlu memenangkan gelar

Tapi untuk bersaing memperebutkan gelar juara Liga Jerman tentu pekerjaan rumah Vincent Kompany tidak hanya menyelesaikan kondisi ruang ganti. Meski berstatus sebagai tim terproduktif pada musim lalu, nyatanya The Bavarians mempunyai lubang di lini belakang dengan tercatat kebobolan sebanyak 45 gol.

Untuk memperbaiki lubang tersebut, manajemen Bayern Muenchen langsung mendatangkan bek VfB Stuttgart, Hiroki Ito yang tampil memukau sepanjang musim lalu. Ito tampaknya masih belum bisa segera diturunkan usai mengalami cedera saat pertandingan pramusim.

Lalu pada musim lalu Muenchen kerap tampil inkonsisten disebabkan banyaknya pemain-pemain kunci yang saling bergantian terkena cedera.

Selain Ito, Muenchen di musim panas ini mendatangkan Michael Olise dari Crystal Palace dan Joao Palhinha dari Fulham yang diharapkan mampu menambah kedalaman skuad yang rentan diterpa cedera.

Dengan komposisi skuad mewah dengan adanya Harry Kane, Jamal Musiala, Joshua Kimmich, Serge Gnabry, Leroy Sane hingga Alphonso Davies tentu sudah menjadi kewajiban bagi Kompany untuk membawa Muenchen dalam perburuan gelar Liga Jerman pada musim ini.

Baca juga: Bek asal Jepang jadi pembelian pertama Kompany di Bayern Muenchen

Selanjutnya: Nuri SahinNuri Sahin
​​​​​​​
Usai bermain sepak bola pasif yang mendapatkan tekanan dari para suporter meski mampu menembus babak final Liga Champions, membuat Eden Terzic mengundurkan diri dari kursi kepelatihan Borussia Dortmund.

Borussia Dortmund pun menunjuk pelatih muda yang sekaligus merupakan mantan pemain mereka, Nuri Sahin.

Dengan komposisi skuad yang sedang dalam masa regenerasi, Nuri Sahin mempunyai pekerjaan besar untuk meracik Dortmund bisa bersaing di Liga Jerman.

Pelatih berusia 35 tahun tersebut harus mampu mencari solusi penyerang nomor sembilan yang sudah hilang ketajamannya sejak kepergian Erling Haaland ke Manchester City pada 2022 lalu. Faktor tidak adanya mesin gol di lini serang menjadi masalah klasik Dortmund di tangan Eden Terzic.

Arsip - Nuri Sahin, saat masih menjadi pemain Borussia Dortmund, merayakan golnya ke gawang Legia Warsawa dalam laga penyisihan Grup F Liga Champions di Stadion Signal Iduna Park, Jerman, Rabu (23/11/2016) dini hari WIB. (twitter.com/ChampionsLeague)

Baca juga: Borussia Dortmund tunjuk Nuri Sahin untuk gantikan Edin Terzic

Dengan kedatangan Serhou Guirassy dari VfB Stuttgart pada bursa transfer musim panas ini tentu akan menjadi kepingan terakhir yang harus bisa dimaksimalkan Sahin untuk membawa Dortmund juara Liga Jerman usai terakhir kali juara pada musim 2011/2012.

Selain Guirassy, Sahin juga mempunyai opsi nomor sembilan lainnya yakni talenta penyerang berbakat Jerman, Maximilian Beier yang ditebus dari Hoffenheim pada bursa transfer musim panas ini.

Pelatih yang merupakan lulusan jurusan manajemen olahraga Harvard University tersebut tentu harus mengatasi problem Dortmund yang tampil angin-anginan pada musim lalu dan hanya mampu finis di peringkat kelima.

Dari segi pertahanan, Emre Can dan kawan-kawan musim lalu tak menunjukkan catatan yang spesial dengan kebobolan 43 gol dari 34 pertandingan. Di laga pembuka, Sahin akan tetap mempertahankan skema formasi yang sama dengan Terzic yakni formasi 4-2-3-1 namun cenderung bermain lebih agresif dalam melakukan pressing.

Baca juga: Jadwal Liga Jerman: Bayer Leverkusen berjumpa dengan RB Leipzig

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024