Jakarta (ANTARA) - Jangan saksikan Paralimpiade Paris 2024 karena membayangkan yang tidak biasa menembus keterbatasan, tetapi saksikanlah karena ajang ini tak ada bedanya dengan ajang olahraga lainnya.
Sama dengan ajang-ajang lainnya, termasuk Olimpiade Paris 2024, Paralimpiade juga memuat konten drama, heroisme, perjuangan, pengorbanan, dan usaha keras.
Banyak bukti yang menunjukkan Paralimpiade, terutama sejak beberapa edisi belakangan ini, berkembang semenarik dengan ajang-ajang olahraga biasa.
Di antara bukti itu adalah jumlah tiket Olimpiade yang terus laris dibeli orang, dan antusiasme platform-platform penyiaran global dalam menyiarkan ajang ini demi disaksikan pemirsa seluruh dunia.
Contoh teraktual pastinya adalah Paralimpiade Paris 2024, yang berlangsung dari 28 Agustus sampai 8 September.Baca juga: Paralimpiade Paris akan dibuka di jantung ibu kota Prancis
Sudah dua juta tiket Olimpiade Paris 2024 laris terjual. Dari angka itu, satu juta tiket di antaranya ludes hanya dalam tempo satu bulan.
Apakah itu cuma polesan untuk menguatkan kesan "wah" Paralimpiade edisi ini? Tentu saja tidak.
Harian sore berpengaruh di Prancis, Le Monde, membantahnya melalaui laporan pandangan matanya pada hari pertama Paralimpiade Paris.
Hari pertama Paralimpiade yang diwarnai banjir medali untuk kontingen tuan rumah Prancis itu ternyata disambut meriah nan antusias oleh banyak orang di ibu kota negara itu.
Bagi mereka yang meragukan orang akan sama antusiastis dengan Olimpiade 2024 yang berlangsung dari 26 Juli sampai 11 Agustus lalu, maka hari pertama Paralimpiade pada Kamis 29 Agustus adalah jawaban meyakinkan untuk memupus keraguan itu, tulis Le Monde, dalam lamannya, dua hari silam.
Ternyata, akhir liburan musim panas yang membuat banyak keluarga menuntaskan liburan demi menyiapkan anak-anaknya kembali ke sekolah, tak menyurutkan antusiasme warga Prancis dalam mengikuti Paralimpiade Paris.
Baca juga: Paralimpiade hari pertama, pengungsi hingga bocah 14 tahun raih medali
Selanjutnya: Selalu meriahSelalu meriah
Salah satu buktinya bisa dilihat di velodrom Saint-Quentin-en-Yvelines di sebelah barat Paris, di mana suasana meriah begitu dominan.
Di sana, tribun penonton bahkan sudah terisi penuh sekitar tengah hari sebelum lomba dimulai.
Begitu atlet-atlet para kebanggaan Prancis seperti Marie Patouillet dan Heidi Gaugain, berlomba dalam kualifikasi time trial 500m putri, sorak sorai penonton memenuhi seisi stadion.
Tak cuma hari pertama karena hari-hari berikutnya, suasana semakin hangat dan meriah saja, termasuk di stadion ikonik di kota Paris, Stade de France, di mana beelangsung kompetisi sengit dalam cabang para-atletik.
Di stadion itu, Indonesia mendapatkan medali pertamanya dari Paralimpiade Paris 2024, ketika sprinter Saptoyogo Purnomo meraih medali perak nomor 100 meter putra klasifikasi T37 setelah membukukan waktu 11,26 detik.
Setiap maestro bertarung di stadion tersebut seisi stadion bergemuruh, termasuk saat Saptoyogo berpacu sengit dengan duo Brazil, Ricardo Gomes dan Edson Cavalcante, yang meraih medali emas dan medali perunggu.Baca juga: Saptoyogo raih medali perak di Paralimpiade Paris 2024
Bukti lain untuk adanya antusiasme besar masyarakat global dalam mengikuti Paralimpiade adalah upaya lembaga-lembaga penyiaran global dalam menyiarkan perhelatan krida khusus penyandang disabilitas sedunia itu.
Untuk pertama kali dalam sejarah Paralimpiade, pertandingan dalam seluruh dari 22 cabang olahraga pada Paralimpiade Paris 2024 disiarkan langsung oleh platform-platform penyiaran internasional.
Jumlah cabang olahraga yang disiarkan langsung itu lebih banyak ketimbang pada Paralimpiade Tokyo 2020 yang menyiarkan langsung 19 cabang.
Dalam edisi Paris 2024 ini, untuk pertama kalinya, laga-laga para bulu tangkis, para angkat besi dan para menembak isiarkan langsung ke seluruh dunia.
Catatan Komite Paralimpiade Internasional (IPC) menunjukkan 225 media pemegang hak siar, platform-platform streaming, digital dan sosial, menyiarkan langsung Paralimpiade 2024.
Banyak dari platform-platform itu yang mengalokasikan waktu dan slot lebih luas dibandingkan dengan berbagai Paralimpiade sebelumnya.
Mereka me-relay siaran langsung selama total 1.450 jam yang dibuat Olympic Broadcasting Services (OBS).
Sebagai bagian dari upaya memperluas liputan global Paralimpiade ini dan sekaligus demi penglibatan kaum muda dalam Paralimpiade, IPC membangun kemitraan inovatif dengan YouTube dan TikTok guna memastikan peliputan langsung Paralimpiade dalam format masa kini.
Baca juga: Kontingen Indonesia jadi pusat perhatian di pembukaan Parlimpiade
Selanjutnya: Pandangan berubahPandangan berubah
Dengan tingkat partisipasi dan proyeksi pemirsa yang seluas itu, IPC berharap penonton Paralimpiade 2024 dapat melampaui jumlah penonton Paralimpiade Tokyo 2020 dan Paralimpiade Rio 2016 yang kumulatif mencapai 4,1 miliar orang.
Saking menariknya Paralimpiade edisi ini, sejumlah maskapai internasional memastikan penumpang pesawat terbang memiliki akses ke program harian berisi penampilan-penampilan terbaik Paralimpiade, melalui Sport 24.
Platform-platform itu rela membeli hak siar yang begitu mahal, karena memang ada audiensnya, yang dari waktu ke waktu malah bertambah banyak.
Antusiasme masyarakat global itu sendiri berhubungan dengan perubahan dalam cara melihat peran penyandang disabilitas.
Cara pandang yang berubah ini mendorong masyarakat melihat Paralimpiade pun sebagai ajang olahraga biasa yang sama menarik dengan olahraga pada umumnya.
Orang masa kini menyaksikan Paralimpiade karena ini juga ajang yang menawarkan hal-hal yang juga ditawarkan oleh ajang-ajang olahraga umumnya.Baca juga: Air mata Jurgen Klopp
Jika Olimpiade tentang kecepatan, kekuatan, ketepatan, kerja keras, kerja sama tim, tekad, dan dedikasi, maka aspek-aspek ini pula yang terdapat dalam Paralimpiade, termasuk di Paris 2024.
Paralimpiade juga tontonan yang sama mengasyikan dengan laga-laga olahraga lainnya di mana pun.
Tak pelak lagi Paralimpiade sudah dilihat sebagai hal yang menawarkan semua hal yang ditawarkan oleh olahraga-olahraga populer.
Kini orang menikmati Paralimpiade dengan membuang semua hal yang dulu dianggap keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki orang lain yang dianggapnya berbeda.
Dengan sendirinya, pandangan ini mengubah persepsi manusia tentang disabilitas, bahwa mereka bagian tak terpisahkan dalam masyarakat yang tak bisa dianggap berbeda dari yang lainnya.
Dengan cara itu integrasi sosial untuk masyarakat yang inklusif nan menjunjung tinggi kesetaraan pun semakin mudah dilakukan.
Baca juga: Paralimpiade Paris dan kesetaraan yang kian dimuliakan
Copyright © ANTARA 2024