Makassar (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi berkolaborasi dengan Selamatkan Yaki mengajak masyarakat Sulawesi Utara bangga dalam melestarikan Monyet Hitam Sulawesi (Macaca Nigra) atau yang biasa dikenal dengan Yaki beserta habitatnya.

"Program konservasi yang telah dilaksanakan sejak tahun 2022-2024 konsisten dilakukan untuk menyadarkan masyarakat bahwa Yaki merupakan satwa yang sangat terancam punah dan keberadaannya harus dilindungi karena hanya berada di Pulau Sulawesi," kata Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi PT PLN (Persero)  UIP Sulawesi Nur Akhsin di Makassar, Sabtu.

Ia menyebut kolaborasi itu melalui program PLN Peduli.

Dia mengatakan untuk menyelamatkan Yaki, salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui dukungan pada kegiatan Forum Masyarakat Konservasi Hutan (FMKH) di sekitar kawasan Suaka Margasatwa (SM) Manembo-nembo.

Kegiatan FMKH yaitu pertemuan bersama dan agenda rapat triwulan yang diselenggarakan pada awal Agustus 2024 di Tasik Ria Resort yang turut dihadiri perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, Selamatkan Yaki, anggota FMKH Manembo-nembo yang berasal dari Desa Poopoh, Munte, dan Wawona.

Baca juga: Pengelola Taman Nasional Babul imbau lindungi monyet khas Sulawesi

Program Manager Selamatkan Yaki Reyni Palohoen mengatakan pada 2024 terdapat beberapa program utama dari Selamatkan Yaki yang didukung PLN.

“Beberapa program kami yang mendapatkan dukungan dari PLN di antaranya penguatan komunitas Forum Masyarakat Konservasi Hutan yang menjadi perpanjangan tangan dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai ancaman kepunahan Yaki dan pentingnya menjaga satwa liar serta habitatnya, patroli penghalauan Yaki," katanya.

Hal itu, termasuk pemasangan papan reklame billboard sebagai media kampanye dan aksi bersih pantai di Taman Wisata Alam yang merupakan habitat Yaki pada September 2024.

Akhsin mengharapkan program ini memberikan dampak positif dalam pelestarian lingkungan, terutama habitat Macaca Nigra yang sudah masuk dalam kategori sangat terancam punah.

Program ini merupakan komitmen PLN dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) serta salah satu bentuk penerapan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG) guna mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat lokal.

"Kami berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan yang memberikan manfaat kepada lingkungan dan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Selama tiga tahun ini, PLN konsisten menyelamatkan Yaki dan habitatnya, berbagai dukungan telah diberikan mulai dari penyediaan alat kesehatan di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki, sosialisasi di lokasi-lokasi strategis yang merupakan pusat keramaian Kota Bitung, penanaman pohon dan pembersihan pantai di lokasi habitat Yaki.

Selain itu, penerapan prinsip ekowisata melalui pelatihan pramuwisata bagi masyarakat sekitar konservasi yang diberdayakan menjadi pemandu wisata, patroli penghalauan Yaki, dan kampanye lindungi satwa liar melalui berbagai media.

"Dan kegiatan lainnya guna menjalankan upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan,” kata Akhsin.

Baca juga: DLH Boyolali berupaya mengurangi populasi monyet di lereng Merapi
Baca juga: BKSDA Batam tangani 15 kejadian antara monyet dengan manusia pada 2022

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024