Langkah ini menandai transformasi Bank BTPN untuk merespons dinamika pasar dan portofolio yang terus berkembang
Jakarta (ANTARA) - Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Bank BTPN Tbk menyetujui perubahan nama perseroan menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk yang menunjukkan sinergi yang lebih kuat antara bank tersebut dengan induk usaha.
Sebelumnya, Bank BTPN resmi beroperasi sebagai bank baru setelah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk melakukan merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada 2019.
"Langkah ini menandai transformasi Bank BTPN untuk merespons dinamika pasar dan portofolio yang terus berkembang," ujar Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia menyatakan bahwa langkah tersebut juga menegaskan identitas Bank BTPN sebagai bank universal yang menawarkan layanan terbaik bagi nasabah.
Meskipun terdapat transformasi merek, ia mengatakan bahwa perseroan dan seluruh pemegang sahamnya tetap berkomitmen untuk berkontribusi terhadap kemajuan perekonomian Indonesia melalui beragam inisiatif-inisiatif.
Salah satunya adalah pengembangan potensi bisnis dan mempertahankan pembiayaan pada sektor UMKM serta ekonomi berkelanjutan, peningkatan kapabilitas digital lewat aplikasi perbankan Jenius, serta program Daya untuk meningkatkan kapabilitas nasabah dan masyarakat luas.
Selain perubahan nama, Henoch menyampaikan bahwa RUPSLB tersebut juga menyetujui penunjukan Marita Alisjahbana sebagai Komisaris Independen Bank BTPN untuk memperkuat pengawasan di bidang manajemen risiko dan praktik tata kelola perseroan.
Ia menuturkan Marita ditunjuk untuk mengisi posisi tersebut karena merupakan ahli manajemen risiko senior yang telah berpengalaman selama lebih dari 30 tahun di dunia perbankan.
Jabatan terakhir Marita adalah sebagai Direktur Risiko Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA).
"Pengangkatan Marita Alisjahbana sejalan dengan komitmen Bank BTPN untuk selalu mematuhi standar dan kebijakan yang berlaku serta memenuhi ekspektasi pemangku kepentingan dan nasabah," kata Henoch.
Hingga Juni 2024, Bank BTPN mencatatkan penyaluran pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp16,33 triliun, salah satunya dalam bentuk pinjaman hijau dan pinjaman untuk UMKM.
Melalui aplikasi Jenius, penyaluran kredit tumbuh 134 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp3,1 triliun dan pengelolaan dana pihak ketiga naik 10 persen yoy menjadi Rp27,2 triliun.
Bank BTPN juga berhasil menjangkau lebih dari 6,3 juta penerima manfaat melalui 4.905 kegiatan dari program Daya.
Seluruh pencapaian tersebut membantu Bank BTPN mencatatkan kinerja yang positif sepanjang semester I 2024.
Aset Bank BTPN meningkat 22 persen yoy menjadi Rp235,8 triliun, penyaluran kredit tumbuh 19 persen yoy menjadi Rp176,2 triliun, dan pendapatan bunga bersih naik 17 persen menjadi hampir Rp7 triliun.
Henoch menyatakan bahwa pihaknya optimistis untuk melanjutkan pencapaian tersebut dan menegaskan bahwa produk dana layanan bank akan tetap sama walaupun terdapat transformasi merek.
"Bank BTPN tetap berkomitmen untuk terus beradaptasi dan berinovasi untuk memberikan produk dan layanan terbaik, serta mengedepankan kemudahan proses pelayanan dan meningkatkan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi, untuk menciptakan kehidupan yang lebih berarti bagi seluruh nasabah kami," imbuhnya.
Baca juga: Jenius telah kembangkan 53 fitur selama delapan tahun terakhir
Baca juga: BTPN sediakan produk reksa dana Syailendra Capital di aplikasi Jenius
Baca juga: Aset BTPN tumbuh 22 persen semester I 2024 pasca-akuisisi OTO dan SOF
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024