Brussel (ANTARA) - Tingkat inflasi tahunan zona euro turun menjadi 2,2 persen pada Agustus. Angka tersebut merosot dari 2,6 persen pada Juli dan merupakan titik terendahnya sejak Juli 2021, demikian menurut perkiraan awal yang dirilis oleh Eurostat pada Jumat (30/8).

Pendorong utama inflasi masih dari harga jasa, yang mengalami pertumbuhan 4,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Agustus, naik dari 4 persen pada Juli, ungkap badan statistik Uni Eropa (UE) itu.

Harga makanan, alkohol, dan tembakau mencatat tingkat inflasi tahunan sebesar 2,4 persen, sedikit lebih tinggi dari 2,3 persen yang tercatat pada Juli.

Barang-barang industri nonenergi mencatat penurunan inflasi, dari 0,7 persen pada Juli menjadi 0,4 persen pada Agustus. Sementara itu, harga-harga energi mencatat pertumbuhan negatif pada Agustus, turun sebesar 3 persen, dibandingkan dengan kenaikan 1,2 persen yang tercatat pada Juli.

Di antara negara-negara anggota UE, Belgia mencatat tingkat inflasi tertinggi, yakni sebesar 4,5 persen (yoy), turun dari 5,4 persen yang tercatat pada bulan sebelumnya. Estonia dan Belanda juga mencatat tingkat inflasi yang tinggi, masing-masing sebesar 3,4 persen dan 3,3 persen.

Sebaliknya, Lithuania mencatat tingkat inflasi terendah di angka 0,7 persen, turun dari 1,1 persen pada Juli, diikuti oleh Latvia dengan 0,9 persen, naik dari 0,8 persen pada Juli. Irlandia, Slovenia, dan Finlandia mencatat tingkat inflasi yang sama, yakni sebesar 1,1 persen, di mana pada bulan sebelumnya, masing-masing negara tersebut mencatat inflasi 1,5 persen, 1,4 persen, dan 0,5 persen.
 
Seorang pria berbelanja roti di supermarket di Berlin, ibu kota Jerman, 3 April 2024. ANTARA/Xinhua/Ren Pengfei   

Di antara perekonomian-perekonomian utama, tingkat inflasi Jerman mencapai 2 persen pada Agustus, turun dari 2,6 persen yang tercatat pada bulan sebelumnya. Indeks harga konsumen (IHK) Prancis berada di angka 2,2 persen, turun dari 2,7 persen; dan IHK Spanyol di angka 2,4 persen, turun dari 2,9 persen yang tercatat pada Juli.   

ECB tidak mengubah suku bunga pada pertemuan bulan lalu, usai menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juni, yang merupakan pemotongan pertama sejak September 2019. 

Bert Colijn, seorang analis senior di ING, menyampaikan bahwa penurunan inflasi zona euro sebagian besar didorong oleh penurunan harga energi, yang mengindikasikan lingkungan inflasi perlahan-lahan membaik. Namun, dia mengatakan bahwa penting untuk berfokus pada indeks-indeks inflasi inti, karena harga energi cenderung bergejolak.

Inflasi inti sedikit menurun dari 2,9 persen pada Juli menjadi 2,8 persen pada Agustus. Colijn menghubungkan penurunan tipis pada inflasi inti itu dengan harga-harga layanan yang masih tinggi, terutama terkait Olimpiade Paris. "Secara keseluruhan, kami memperkirakan adanya perlambatan yang berkelanjutan, tetapi tidak memperkirakan inflasi inti akan turun di bawah angka 2,5 persen hingga sisa tahun ini," ujarnya.

Colijn memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) sebesar 25 basis poin pada September sebagai bagian dari proses pelonggaran hambatan-hambatan ekonomi secara lambat dan bertahap.
 
 Sebotol anggur dipajang di sebuah supermarket di Brussels, Belgia, pada 31 Mei 2024. ANTARA/Xinhua/Zhao Dingzhe
 
ECB tidak mengubah suku bunga pada pertemuan bulan lalu, usai menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juni, yang merupakan pemotongan pertama sejak September 2019.  
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024