New York City (ANTARA) - Persentase warga Amerika Serikat (AS) yang memiliki lebih dari satu pekerjaan naik menjadi 5,3 persen pada Juli dari semula 5,2 persen pada Juni. Ini menandai peningkatan yang signifikan dari titik terendah 4 persen yang tercatat pada April 2020 saat pandemi melanda, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS). Selama periode 2010 hingga 2019, rata-rata persentase untuk kategori ini berada di angka 4,94 persen.
The Wall Street Journal pada Jumat (30/8) melansir bahwa tren ini terjadi karena "pertumbuhan lapangan kerja yang melambat tajam pada Juli, dan tingkat pengangguran nasional naik ke level tertinggi sejak 2021."
"Meningkatnya jumlah orang yang memiliki lebih dari satu pekerjaan mencerminkan kondisi ekonomi yang kompleks. Meskipun pasar kerja terus berkembang, hal ini disertai dengan kenaikan harga untuk berbagai jenis barang dan jasa, serta kebutuhan pokok seperti sewa dan asuransi," papar surat kabar itu.
"Salah satu kemungkinan adalah masyarakat kekurangan uang tunai, sehingga mereka membutuhkan jam kerja tambahan dan satu-satunya cara untuk mendapatkan jam kerja tambahan adalah dengan melakoni pekerjaan jangka pendek," ujar Christopher Taber, ketua jurusan ekonomi di Universitas Wisconsin, Madison. "Kemungkinan lainnya adalah memang saat ini lebih mudah untuk memiliki dua pekerjaan sekaligus dibandingkan sebelumnya."
Munculnya tren gig economy telah memudahkan orang untuk mencari pekerjaan sampingan seperti menjadi sopir untuk perusahaan berbagi tumpangan atau kurir pengantar makanan, kata Taber. Berkembangnya jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dari rumah juga memudahkan sebagian orang untuk memiliki dua pekerjaan sekaligus tanpa harus sering melakukan perjalanan ke tempat kerja.
Bahkan sekalipun pasar tenaga kerja terus melambat secara substansial dalam beberapa bulan ke depan, jumlah orang yang memiliki lebih dari satu pekerjaan mungkin akan tetap tinggi, imbuhnya. "Fakta bahwa jumlah orang yang memiliki lebih dari satu pekerjaan masih naik sementara semua indikator lain tentang kepemilikan pekerjaan menurun menunjukkan bahwa kemungkinan kenaikan tersebut lebih berkaitan dengan tren jangka panjang bekerja dari rumah."
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024