pelatihan ini adalah untuk mengembangkan kompetensi guru guna mengatasi perundungan

Depok (ANTARA) - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia (UI) melalui Riset Kesehatan Mental Komunitas (RoCMHI) memberikan edukasi berupa pelatihan keterampilan Welas Asih bagi guru-guru di SMPN 4 Muncar Satu Atap, Banyuwangi, Jawa Timur.

"Tujuan pelatihan ini adalah untuk mengembangkan kompetensi guru guna mengatasi perundungan," kata Ketua Tim Pengmas UI Fauzan Abdullah di Kampus UI Depok, Sabtu.

Welas Asih adalah perasaan emosional yang dimiliki seseorang ketika mengetahui individu lain yang sedang menderita sehingga termotivasi untuk membantu individu tersebut.

Dengan menjadi guru yang welas asih dan mempromosikan nilai tersebut di sekolah, guru dapat mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang ramah anak sehingga mengurangi angka perundungan.

Ia menambahkan, hal ini dapat terwujud secara lebih optimal apabila welas asih menjadi nilai yang dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan dari sekolah.

Beberapa di antaranya adalah sesama siswa, guru-guru, pegawai Tata Usaha (TU), pengurus kantin, petugas kebersihan, sampai dengan masyarakat di sekitar sekolah.

Baca juga: 1.300 relawan Anti-Bully Kalsel wujudkan Indonesia bebas perundungan
Baca juga: Pemkot Batu kampanyekan stop perundungan anak

Konsep sistem welas asih dalam lingkungan pendidikan adalah hal yang kami tekankan dalam pelatihan ini.

Seluruh komponen sekolah mulai dari siswa, guru, hingga wali murid perlu bersinergi bersama dan membangun hubungan timbal balik untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan.

"Saya berharap dengan adanya pelatihan ini, guru-guru menjadi sadar akan pentingnya membangun welas asih di sekolah sehingga dapat mengurangi terjadinya kekerasan di SMPN 4 Muncar,” ujar Fauzan

Pelatihan ini melibatkan 15 orang guru SMPN 4 Muncar Satu Atap. Rangkaian kegiatan terdiri dari sesi refleksi pengalaman mengajar, pemaparan materi welas asih, serta kegiatan menerapkan welas asih dalam bentuk permainan yang dikemas secara interaktif dan menarik.

Guru-guru juga diminta untuk merencanakan rencana tindak lanjut terkait apa yang akan mereka lakukan untuk dapat menerapkan welas asih di sekolah selepas pelatihan ini.

Baca juga: Peran satgas anti-bullying perlu ditingkatkan cegah perundungan siber
Baca juga: Bupati Banyuwangi ajak santri jadi duta anti-perundungan

Menurut Fauzan, antusiasme peserta sangat terlihat selama menjalani proses pelatihan. Terlebih lagi karena kegiatan dirancang interaktif dan menyenangkan.

Para peserta merasa mendapatkan inspirasi dan semangat baru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik bagi siswa-siswi mereka.

Berdasarkan pengakuan mereka, guru-guru seringkali merasa kewalahan dan kehabisan ide dalam mengatasi perundungan dan masalah perilaku lain yang terjadi di sekolah.

“Pelatihan selama dua hari ini (23 dan 24 Agustus) luar biasa, kami mendapatkan ilmu yang sebenarnya kami sudah terapkan, namun dengan pelatihan ini kami menjadi semakin mantap dalam mengatasi anak-anak yang bermasalah,” ujar Oktafa, salah seorang Guru Matematika di SMPN 4 Muncar Satu Atap.

Sementara itu, Imam Najeh selaku Kepala Sekolah SMPN 4 Muncar Satu Atap, mengatakan saya sangat senang dapat menyambut kembali rekan-rekan dari Fakultas Psikologi UI dalam pelatihan kali ini, apalagi pelatihan ini merupakan kerja sama yang dilaksanakan berdasarkan hasil penelitian tahun lalu.

Adapun Tim Pengmas UI terdiri atas Siti Wikan Widya Dhana Eileen Truda, Ganisa Kayla Aghna Fitri, Muhammad Faris Fathi Farhat, Laraszahra Kemalasari Erlambang, Danishara Raputri Priyono, Jovinka Maulina Raharjo, Marwa Aliifah Muthmainnah, serta Sherly Saragih Turnip, Ph.D., Psikolog., selaku dosen pembimbing lapangan.

Baca juga: Jakut latih 396 kepala sekolah tangani kekerasan libatkan pelajar
Baca juga: Kak Seto: Sekolah perlu libatkan OSIS dalam satgas anti perundungan

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024