Yogyakarta (ANTARA News) - Sejumlah orang yang menamakan diri Mantan Aktivis dan Pengurus Partai Amanat Nasional (MaPAN) mendorong Bawaslu Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengusut kasus indikasi politik uang Hanafi Rais.
Mereka mendatangi Kantor Bawaslu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis, dengan melakukan aksi menghancurkan krupuk dengan tangan, serta berpesan agar lembaga itu tidak lemah dalam penanganan kasus pelanggaran pemilu.
Koordinator Mantan Aktivis dan Pengurus Partai Amanat Nasional (MaPAN) Tur Haryanto mengatakan Bawaslu harus tetap melanjutkan kasus indikasi "money politics" caleg DPR RI PAN Hanafi Rais.
"Kami meminta polisi, Bawaslu DIY, dan Panwaslu Gunung Kidul untuk memeriksa secara tuntas terhadap indikasi money politics Hanafi Rais di Gunung Kidul," kata pria yang kerap disapa Gus Tur ini.
Sementara itu, sebagai mantan anggota Dewan Pengurus PAN Kabupaten Bantul, ia menyatakan malu terhadap kejadian yang mencoreng nama PAN dengan adanya indikasi perbuatan calon anggota legislatif tersebut.
Tur memperingatkan kepada Bawaslu, apabila tuntutan itu tidak ditanggapi dan dilaksanakan sebagaimana aturan yang berlaku, pihaknya akan melakukan upaya hukum sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
"Kami akan melakukan penggalangan dukungan yang lebih besar untuk menegakkan demokrasi di DIY," katanya.
Hanafi Rais diduga memiliki keterkaitan dengan temuan uang senilai Rp510 juta yang ditemukan oleh anggota Polres Gunung Kidul saat melakukan razia Cipta Kondisi di wilayah Gunung Kidul pada Minggu (6/4) lalu.
Sebelumnya, seusai menjalani pemeriksaan di Kantor Bawaslu DIY pada Selasa (15/4), Hanafi mengaku dalam pencalonannya sebagai caleg sama sekali tidak menggunakan politik uang.
"Kita tahu betul bahwa berdasarkan pemilih internal kami, PAN atau saya pribadi sebagai caleg punya kemungkinan menang cukup bagus, sehingga kami cukup menjaga hubungan dengan pemilih," katanya.
Sementara itu, menurut dia, kebijakan yang direncanakan PAN dalam Pemilu 2014 tidak memiliki keterkaitan dengan dirinya dalam pencalonan tersebut.
"Tidak ada hubungannya sama sekali, saya jalan sendiri. Sehingga partai punya kebijakan apa pun terkait pemilu, sama sekali tidak ada hubungannya sama sekali," katanya.
Namun demikian, ia tetap akan menunggu hasil dari Bawaslu dan Kapolisian terkait kasus tersebut, meskipun dirinya merasa dirugikan dengan adanya dugaan politik itu.
(KR-LQH/M008)
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014