Washington D.C (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan diplomasi ekonomi ke Amerika Serikat, negara yang merupakan 10 investor terbesar ke Indonesia, dengan menjaring investor kelas kakap negeri adidaya itu, seperti Halliburton, Exxon, Chevron, Newmont, General Electrics, dan Freeport McMoran. "Ini kunjungan kerja untuk meningkatkan investasi perusahaan-perusahaan besar AS di Indonesia, termasuk Halliburton, perusahaan jasa perminyakan yang pernah dipimpin oleh Dick Cheney sebelum menjadi Wakil Presiden," kata Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal, M. Lutfi, kepada wartawan ANTARA Akhmad Kusaeni di Washington D.C, Sabtu petang (Minggu pagi WIB). Wapres Jusuf Kalla berada di AS selama empat hari mulai Minggu. Selain bertemu dengan Wapres Dick Cheney, Menteri Keuangan Henry Paulson, Menteri Perdagangan Carlos M Gutierrez, Perwakilan Dagang AS Susan C. Shwab, dan Menteri Luar Negeri Condoleeza Rice, Wapres juga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah CEO perusahaan kakap AS. Wapres yang didampingi Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro akan bertemu dengan pimpinan Freeport McMoran Cooper & Gold Inc., Jim Bob Moffet, dan Ketua Kamar Dagang AS, Tom Donahue. "Kami akan memancing ikan kakap. Di Amerika itu banyak sekali 'big fish'," timpal Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Diplomasi ekonomi yang dipimpin oleh Wapres itu, menurut M. Lutfi, juga untuk memberikan jaminan kepada perusahaan-perusahaan AS bahwa Indonesia adalah tempat investasi yang aman atau 'investors friendly'. Pemerintah Indonesia menghormati kontrak-kontrak yang telah dan akan dilakukan. "Tidak akan sembarangan main putus. Apalagi investasi di bidang pertambangan dan perminyakan yang memerlukan waktu panjang puluhan tahun," kata Lutfi. Ia dan Purnomo mengakui memang ada pihak-pihak yang tidak menginginkan adanya dominasi asing dalam pemanfaatan sumberdaya Indonesia, namun pemerintah tidak mungkin memutus begitu saja kontrak-kontrak yang sudah ada. "Kontrak karya Freeport, misalnya, telah ditandatangani jauh sebelum saya jadi menteri. Tidak mudah untuk diputus secara sepihak. Kalau diperbaiki, mari kita perbaiki," kata Purnomo. Selama ini AS merupakan investor asing terbesar urutan ke-9. Masih kalah dengan investasi Jepang, Korea dan China pada urutan teratas. Dengan diplomasi ekonomi yang dilakukan Wapres, Ketua BKPM mengharapkan investasi AS bertambah dan peringkatnya naik dari yang selama ini urutan 9. "Makanya promosi investasi ini tidak hanya dilakukan terhadap perusahaan AS yang sudah menanam modal di Indonesia, tetapi juga kepada yang belum. Banyak peluang-peluang bisnis yang terbuka di Tanah Air," kata Lutfi. Ada sekitar 30 pertemuan dengan kalangan bisnis AS selama empat hari kunjungan Wapres, termasuk pertemuan dengan wakil asosiasi produk perikanan, importir tembakau, coklat dan garment. Pada kesempatan kunjungan ke Washington DC, New York dan Chicago itu, Wapres juga akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz dan Direktur Pelaksana IMF Rodrigo de Rato Y.Figaredo, dua lembaga donor internasional yang sangat terkait dengan Indonesia. (*)

Copyright © ANTARA 2006