Banjarmasin (ANTARA News) - Seorang legislator, dari Komisi IV DPR-RI, Habib Nabiel Fuad Almusawa meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) jangan diam terhadap persoalan kualitas ikan tuna Indonesia.
"Sebab kualitas ikan tuna kita untuk ekspor kalah bila dibandingkan dengan Thailand," ujar alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu dalam keterangan persnya kepada wartawan di Banjarmasin, Kamis.
"Terhadap persoalan ikan tuna Indonesia, KKP jangan berpangku tangan, tetapi harus segera berbuat untuk mengatasi permasalahan tersebut," lanjut legislator asal daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Selatan itu.
Ia mengungkapkan, sejak tahun 2011 ada laporan bahwa orang Amerika Serikat (AS) menuding ikan tuna asal Indonesia mengandung logam berat, dan mereka mengaku keracunan jika makan ikan-ikan tersebut.
"Karena keracunan, maka mereka menuduh Indonesia melanggar ketentuan tentng keamanan makanan. Sudah tiga tahun berlalu, mengapa masalah ini tidak juga kunjung selesai," lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Pernyataan politisi PKS yang menyandang gelar insinyur dan magister bidang pertanian itu menanggapi laporan yang mengungkapkan lebih rendahnya kualitas ikan tuna Indonesia dibandingkan dengan tuna Thailand.
"Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan melaporkan, kualitas ikan tuna Thailand lebih diakui dan terbaik di dunia sehingga jadi eksportir utama ikan tuna di dunia," ucapnya.
Efek dari semua itu, lanjutnya, harga jual ikan tuna Thailand di tingkat dunia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ikan tuna Indonesia, dan masyarakat AS tak ragu mengonsumsinya.
"Sedangkan terhadap ikan tuna Indonesia, mereka (warga AS) masih ragu mengonsumsi atas dugaan terkandungnya zat-zat tertentu," lanjut Habib Nabiel yang kembali mencalon anggota DPR-RI melalui dapil Kalsel.
Legislator tersebut juga mengapresiasi langkah Indonesia yang telah menyelenggarakan "Developing World Fisheries Conferenca II" di Nusa Dua Bali belum lama ini.
Konferensi itu membahas pentingnya sertifikasi "Marine Stewardship Council (MSC) bagi industri perikanan dunia, khususnya bagi negara berkembang.
Ia berharap, hasil-hasil konferensi tersebut segera ditindaklanjuti. "Indikator keberhasilan Konferensi adalah sejauh mana ikan kita berkualitas dan dihargai tinggi oleh dunia," ujarnya.
"Semakin cepat hal itu terwujud maka semakin berhasil konferensi tersebut. Saya akan pantau terus realisasi konferensi tersebut di lapangan nanti," demikian Habib Nabiel.(*)
Pewarta: Syamsuddin Hasan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014