Kita harus melawan miskonsepsi literasi yang hanya mengajak siswa membaca 30 menit setiap awal jam pelajaran
Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan keterampilan literasi dan numerasi dapat meningkatkan daya pikir murid, sehingga tenaga pendidik perlu dibekali dengan pelatihan kedua keterampilan tersebut.
 
Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril di Jakarta Jumat menerangkan, pelatihan literasi dan numerasi tidak sekadar mengajak peserta didik membaca 30 menit di awal pelajaran, melainkan mengamati dengan lebih saksama cara berpikir kritis peserta didik terhadap bahan bacaannya.
 
“Kita harus melawan miskonsepsi literasi yang hanya mengajak siswa membaca 30 menit setiap awal jam pelajaran. Literasi itu sebenarnya cara berpikir. It's about thinking skills,” kata Iwan dalam kegiatan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Mitra Pembangunan Pemulihan Pembelajaran melalui Penguatan Literasi Numerasi secara daring.

Ia menambahkan, penyediaan buku bacaan memang memberikan pengaruh terhadap keterampilan literasi dan numerasi peserta didik. Namun begitu, Iwan menegaskan proses membangun dua keterampilan itu tidak akan berjalan dengan baik bila peserta didik hanya mendapatkan buku bacaan bermutu tanpa ada fasilitator atau tenaga pendidik berkompeten yang mendampingi.
 
“Karena itu kami mendorong dosen-dosen untuk mengambil beasiswa khusus untuk pendidikan guru khusus literasi dan numerasi, supaya semakin banyak yang bisa tercerahkan tentang bagaimana sebenarnya pengajaran yang melibatkan literasi dan numerasi,” katanya.
 
Pihaknya meyakini memperlengkapi siswa dengan keterampilan literasi dan numerasi membuat mereka dapat bertahan menghadapi berbagai disrupsi di masa kini dan mendatang, karena proses pendidikan yang mereka lalui tidak sekadar menghafal materi dan menjawab soal ujian dengan hafalan.

“Kita butuh SDM yang bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat sehingga tidak takut kalau misalnya teknologi bisa menggantikan pekerjaannya karena dia mau belajar lagi. Dan ini esensinya ada di keterampilan atau kemampuan literasi dan numerasi,” tegas Iwan.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024