Pak Fadli Zon membuat puisi untuk Pak Jokowi untuk tanda sayang."

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Pramono Anung Wibowo menilai, puisi karya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon untuk Joko Widodo (Jokowi) merupakan salah satu bentuk komunikasi politik.

"Dari pada menggunakan kekerasan dan perbedaan itu, kemudian menimbulkan ketegangan, maka dengan cara berpuisi merupakan bentuk komunikasi baru, meskipun tidak lazim," ujarnya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan, sudah membaca puisi itu, dan juga mengetaui sudah dibalas salah seorang kader PDI Perjuangan yang terakhirnya menggunakan kata-kata "dor".

Puisi Fadli Zon, dinilai Anung, sebagai bagian kreativitas dalam suasana pemilihan umum (pemilu), terutama menjelang pemilu presiden (pilpres) 7 Juli 2014.

"Meskipun hal ini tidak lazim, tapi dalam ilmu komunikasi menurut saya itu baik, sehingga tidak perlu disikapi apriori," katanya.

Dalam komunikasi politik, dikemukakannya, masih ada ruang yang belum terisi, dan dapat dibangun dengan makna berpuisi.

Meskipun bermakna satire, menurut dia, puisi adalah hal positif, apalagi menjelang pemilu presiden sehingga akan menarik perhatian.

"Pak Fadli Zon membuat puisi untuk Pak Jokowi untuk tanda sayang. Kalau perlu, saya menyarankan agar Pak Fadli membuat seribu puisi untuk Pak Jokowi. Pasti akan laku setelah pemilu presiden," katanya.

Pramono menilai, apa yang dilakukan Fadli Zon melalui puisinya akan menambah ruang baru dalam komunikasi politik dalam upaya untuk mendukung calonnya masing-masing.

Meskipun Fadli Zon mungkin tidak mengakui puisi tersebut ditujukan kepada Jokowi, Anung menambahkan, tapi masyarakat awam secara mudah mencerna ke mana arah isi puisinya. (*)

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014