Dan tentunya hal ini sejalan dengan semangat para pendahulu kita dalam Konferensi Asia Afrika, 69 tahun lalu, dalam memupuk persaudaraan dan solidaritas di antara bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Kita sebagai penerus harus melanjutkan cita-cita ters
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani meyakini Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) yang akan dihelat di Bali pada 31 Agustus-2 September 2024 dapat meningkatkan nilai tambah bagi hubungan Indonesia dengan negara-negara Afrika.
“Saya yakin, pertemuan IAPF dapat memberi ‘nilai tambah’ dalam hubungan negara-negara Afrika dengan Indonesia,” kata Puan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, nilai tambah tersebut akan tercapai bila parlemen Indonesia dan negara-negara Afrika memperkuat kerja sama, terlebih hubungan historis Indonesia dan Afrika sudah telah terjalin sejak Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 dan Gerakan Non-Blok tahun 1961.
“Nilai tambah juga akan didapat jika kerja sama IAPF berkontribusi mewujudkan aspirasi rakyat di Afrika dan Indonesia sehingga kesejahteraan masyarakat di masing-masing negara dapat tercapai,” tuturnya.
Baca juga: Puan ingatkan kawasan Pasifik tak jadi arena persaingan negara besar
Dia mengatakan forum dengan tema "Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan" itu diharapkan menjadi langkah strategis dalam mempererat kerja sama antara parlemen Indonesia dan Afrika, serta dapat meningkatkan kualitas hubungan kedua belah pihak.
Selain itu, dia mengatakan forum yang dibentuk dalam rangka membangun kemitraan antarparlemen itu dapat memperluas hubungan Indonesia dengan Afrika agar menjadi lebih inklusif.
“Artinya juga kita menjangkau hubungan antara masyarakat yang lebih luas, karena parlemen adalah wakil rakyat,” ujarnya.
Forum IAPF, kata dia, merupakan bukti nyata dari komitmen Indonesia untuk selalu berada di garis depan dalam membangun dunia yang lebih baik. Dia berharap pula forum itu dapat menghasilkan upaya konkret bagi kemajuan masing-masing negara.
“Dan tentunya hal ini sejalan dengan semangat para pendahulu kita dalam Konferensi Asia Afrika, 69 tahun lalu, dalam memupuk persaudaraan dan solidaritas di antara bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Kita sebagai penerus harus melanjutkan cita-cita tersebut,” tuturnya.
Baca juga: Puan: Hubungan Indonesia-Serbia bersejarah guna kokohkan kerja sama
Puan pun memastikan DPR RI yang menjadi tuan rumah IAPF telah siap menyambut para delegasi, termasuk dengan memprioritaskan protokol kesehatan menyusul tengah maraknya wabah monkey pox (Mpox) atau cacar monyet.
“Dan dari Pemerintah juga sudah mengantisipasi terkait dengan wabah monkey pox. Kita akan bersama-sama bersinergi dengan Pemerintah sehingga persiapan dan pelaksanaan IAPF, InsyaAllah akan bisa berjalan dengan baik,” kata dia.
IAPF akan terdiri dari tiga sesi diskusi yang membahas di antaranya, kerja sama selatan-selatan untuk kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan, pembangunan komunitas yang tangguh melalui inisiatif kesehatan dan ketahanan pangan, serta pemanfaatan potensi perdagangan dan investasi untuk pertumbuhan ekonomi inklusif.
Pertemuan tersebut berkesinambungan dengan penyelenggaraan Forum Tingkat Tinggi (FTT) Indonesia-Africa Forum (IAF) yang digelar Pemerintah dan akan dihadiri Presiden Joko Widodo di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September 2024. .
Adapun Indonesia-Africa Forum juga diselenggarakan bersamaan dengan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-pihak (High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships), yang merupakan kerja sama antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024