Jakarta (ANTARA) -
Laboratorium penelitian bersama Indonesia-China untuk Material Energi Baru dan Teknologi Rekayasa Metalurgi berkelas internasional hasil kolaborasi Institut Teknologi Bandung (ITB), GEM, dan Central South University (CSU) siap beroperasi di Bandung, Jawa Barat.
 
Dalam keterangan resmi yang diterima ANTARA pada Jumat, nantinya laboratorium ini akan memiliki dua pusat penelitian eksperimental teknik (Pusat Penelitian Teknologi Rekayasa Hidrometalurgi dan Pusat Penelitian Teknologi Rekayasa Material Energi Baru) ditambah dengan 12 laboratorium penelitian dengan total investasi mencapai 30 juta dolar AS atau setara dengan Rp464,1 miliar.
 
“Melalui kolaborasi laboratorium bersama ini, Institut Teknologi Bandung akan menjadi pusat keunggulan dalam pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta inovasi di bidang ekonomi sirkular dan pembangunan berkelanjutan, sekaligus menjadi pusat keunggulan di Provinsi Jawa Barat dan Indonesia,” kata Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Reini Wirahadikusumah.
 
Untuk melengkapi itu semua, laboratorium ini juga dibekali dengan lebih dari 300 set peralatan generasi terbaru di dunia, dan merupakan pusat pengujian dan penelitian teknik tingkat pertama di dunia untuk teknologi metalurgi dan penelitian material energi baru.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di laboratorium penelitian bersama China-Indonesia hasil kolaborasi Institut Teknologi Bandung (ITB), GEM, dan Central South University (CSU) di Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/8/2024). (ANTARA/HO-GEM)

Baca juga: Akademisi ITB nilai perlu ada pusat iptek terkait ekonomi sirkular
 
Dengan hadirnya berbagai teknologi canggih dalam laboratorium ini, nantinya berbagai perusahaan dapat secara efektif menyelesaikan penelitian teknologi utama dari seluruh rantai industri ekstraksi sumber daya mineral, sintesis bahan energi baru, daur ulang sumber daya, dan pengelolaan lingkungan, serta memiliki kondisi dan kemampuan untuk membina mahasiswa program magister dan doktoral tingkat tinggi.
 
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga berperan sebagai Ketua Kerja Sama Indonesia dengan China, Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa fasilitas ini merupakan hal yang penting untuk membangun kerja sama antara Indonesia dan China dalam membangun industri berkelanjutan.
 
“Pendirian laboratorium bersama ini datang pada waktu yang tepat dan merupakan praktik penting untuk merealisasikan diskusi antara pemerintah Indonesia dan China, dalam memperkuat kerja sama talenta industri antara China dan mitra-mitra utama Indonesia, di mana hal ini sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penelitian yang inovatif,” ujar dia.

Baca juga: ITB tegaskan Indonesia butuh produksi katalis sendiri
 
Dia juga menyampaikan bahwa fasilitas yang memiliki peralatan canggih ini, bisa dimanfaatkan untuk mencetak tokoh-tokoh berprestasi yang memiliki komitmen untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia melalui penyediaan lapangan kerja.
 
“Diharapkan dalam waktu dekat, Indonesia akan melihat munculnya tokoh-tokoh seperti Profesor Xu Kaihua, yang tidak hanya berkomitmen pada penelitian dan inovasi, tetapi juga pada kesuksesan bisnis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui penyediaan lapangan kerja,” kata dia.
 
Sebagai informasi, laboratorium penelitian bersama China-Indonesia yang mengusung semangat Bandung “Persatuan, Persahabatan, dan Kerja Sama” serta prinsip-prinsip Inisiatif "Belt and Road" ini memiliki tujuan untuk menjadi proyek unggulan kerja sama teknologi dan pertukaran budaya China-Indonesia.

Baca juga: ITB dukung Kemendikbud revitalisasi alat laboratorium perguruan tinggi
 
Selain itu, hadirnya fasilitas ini juga diharapkan dapat menjadi yang terdepan untuk model Belt and Road 2.0, dan menyumbangkan babak baru yang cemerlang bagi komunitas global untuk masa depan bersama melalui ekspansi internasional perusahaan-perusahaan China.

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024