Sebanyak sembilan orang --seorang anggota awak kapal, lima pelajar sekolah menengah, dua guru dan seorang penumpang-- telah dikonfirmasi tewas sekitar pukul 11.00 waktu setempat, Kamis.
Sebanyak 179 orang diselamatkan dan 287 orang belum ditemukan, demikian keterangan dari markas penanggulangan bencana pusat di Korea Selatan.
Penumpang di kapal yang tenggelam tersebut meliputi 325 pelajar sekolah menengah dan 15 guru yang sedang melakukan perjalanan lapangan selama empat hari.
Kapal itu bertolak dari Kota Pelabuhan Korea Selatan, Incheon, Selasa malam (15/4), menuju Pulau Jeju di bagian selatan negeri tersebut.
Di antara penumpang yang diselamatkan, 78 adalah pelajar dari Sekolah Menengah Danwon di Ansan, pinggiran Seoul --Ibu Kota Korea Selatan. Hampir 70 persen orang di kapal itu berasal dari sekolah menengah tersebut.
Para penyelam melancarkan lima misi penyelamatan pada Rabu malam untuk mencapai lambung kapal yang tenggelam itu guna mencari orang yang hilang, demikian laporan Xinhua .
Namun arus kuat dan daya pandang yang buruk di dalam laut menghambat operasi pertolongan, kata Kang Byun-kyu, Menteri Keamanan dan Administrasi Masyarakat, yang mengkoordinasikan upaya pertolongan.
Sebanyak 555 penyelam Angkatan Laut dan penjaga pantai sedang bekerja di lokasi, dan 29 pesawat serta helikopter serta 169 kapal pertolongan telah dikirim untuk bergabung dalam operasi pencarian.
Kang mengatakan 101 orang dikirim ke beberapa rumah sakit yang berdekatan untuk dirawat --lima di antara mereka menderita luka parah.
Jumlah korban jiwa diperkirakan bertambah sebab lebih dari 250 penumpang belum ditemukan hampir satu hari setelah kapal dengan bobot 6.825 ton itu, "Sewol", terbalik dan tenggelam di Pulau Jindo, dekat ujung baratdaya Semenanjung Korea, sekitar pukul 11.30 waktu setempat, Rabu.
(C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014