Bandung (ANTARA News) - Kepala Observatorium Bosscha, Taufik Hidayat, mengatakan setiap harinya antara seratus sampai seribu ton meteor membombardir bumi, namun tidak sampai membahayakan manusia. "Meteor itu tidak sampai ke bumi karena bendanya sudah habis saat melewati atmosfer bumi", katanya di dalam diskusi antara Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB) dengan Observatorium Bosscha, di Gedung Ikatan Alumni (IKA) Universitas Padjadjaran, Bandung, Sabtu. Menurut Taufik, ukuran benda langit langit itu sebelum mencapai atmosfer bumi, berukuran kecil hingga dari hasil gesekan dengan atmosfer itu tidak sampai ke bumi. Ia mengemukakan meteor sendiri merupakan benda langit pecahan dari komet yang berserakan di orbit kemudian mengarah ke bumi, namun tertahan di atmosfer bumi hingga benda tersebut tidak sampai ke bumi. "Sebenarnya dari perjalanan sejarah bumi sendiri, benda angkasa yang menabrak bumi dapat terlihat dari banyaknya kawah di permukaan bumi. Tercatat terdapat 1.500 kawah akibat dari tumbukan bumi pada masa yang lalu, salah satunya di Arizona, Amerika Serikat (AS)", katanya. Bahkan, kata dia, berdasarkan catatan sejarah juga diketahui penyebab kepunahan dari hewan purba Dinosaurus akibat adanya benda langit yang menabrak bumi. Oleh karena itu, katanya, para astronomi melakukan penelitian yang sangat aktif terhadap benda langit terutama kepada asteroid karena ukurannya yang cukup besar. "Jika ukurannya kecil tidak masalah karena akan habis ketika melewati atmosfer bumi, namun jika berukuran besar akan berbeda", katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006