Jakarta (ANTARA News) - Anak umumnya memunculkan tanda-tanda tertentu bila telah terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya seperti pelecehan seksual.
"Pada awalnya pelaku tentu menakut-nakuti anak. Biasanya dari sini anak akan memunculkan tanda-tanda tertentu seperti mengucapkan single word yang tak biasa diucapkan atau memperlihatkan perilaku yang tidak biasa," ujar Psikolog Anak dan Keluarga dari Universitas Indonesia, Mira D. Amir, saat dihubungi ANTARA News, Kamis.
Ia mencontohkan, tanda-tanda ini akan muncul melalui perilaku anak.
Di antaranya, tiba-tiba anak menjadi penakut, pasif, pemurung, mudah menangis, sensitif dan selalu ingin ditemani.
"Apalagi bila pada awalnya anaknya merupakan tipe yang ceria. Pada orang tua yang kurang peka, biasanya kejadian ini baru diketahui setelah kondisi anak sudah lebih parah," katanya.
Mira mengungkapkan, pada anak pendiam sekalipun, sebenarnya terdapat tanda yang seharusnya mampu dipahami orang tua.
Menurutnya,anak pendiam biasanya akan memunculkan tanda secara non verbal.
"Orang tua harus mampu membaca komunikasi non verbal ini. Di balik diamnya, misalkan anak memunculkan ekspresi atau raut muka tertentu," ungkapnya.
Menurut Mira, sebuah tindakan dikatakan pelecehan seksual bila pihak korban merasa sudah terjadi pelanggaran pada haknya, terutama pada wilayah pribadinya.
Kasus pelecehan seksual terhadap anak kembali terkuak setelah baru-baru orang tua murid TK dari Jakarta International School (JIS) yang menjadi korban melaporkan hal ini kepada pihak berwenang.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014