Jakarta (ANTARA) - Pasangan Komjen Pol (purn) Dharma Pongrekun dan Dr Kun Wardana menjadi pasangan ketiga yang mendaftar ke KPU DKI Jakarta sebagai pasangan bakal calon gubernur (bacagub) dan bakal calon wakil gubernur (bacawagub) DKI Jakarta dari jalur perseorangan atau independen.

Pasangan purnawirawan Polri dan akademisi ini datang di hari terakhir pendaftaran untuk Pilkada DKI Jakarta, Kamis (29/8).

Keduanya berhasil mengumpulkan syarat dukungan di atas ambang batas 7,5 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, yakni 618.968 calon pemilih yang tersebar di empat kabupaten dan kota di daerah Jakarta.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menyatakan pasangan calon perseorangan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana di Pilgub DKI Jakarta lolos verifikasi administrasi dan faktual, melalui proses panjang, sejak masa pendaftaran pada 12 Mei 2023.

Di masa verifikasi faktual kesatu, total ada 183.001 dukungan memenuhi syarat, ditambah 494.467 dukungan, sehingga total mencapai 677.468 dukungan memenuhi syarat pada Senin (19/8).

Jumlah itu sudah berada di ambang batas total dukungan memenuhi syarat di angka 618.968 dukungan yang tersebar di empat kota dan kabupaten di DKI Jakarta.

Akhirnya kedua orang ini dinyatakan memenuhi syarat maju di Pilgub Jakarta 2024 dari jalur perseorangan dan berkesempatan bertanding bersama pasangan lainnya di Pilkada yang akan digelar November 2024.


Dharma Pongrekun

Komisaris Jenderal (Komjen) Pol (purn) Dharma Pongrekun merupakan pria kelahiran Palu 12 Januari 1966. Dia merupakan pakar keamanan siber dan mengenyam pendidikan mulai SD dan SMP Bruderan Purwokerto, Jawa Tengah, lalu pindah ke Jakarta, menempuh pendidikan di SMAN 34 Jakarta dan lulus tahun 1984.

Dia kemudian memutuskan masuk ke Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus pada 1988.

Di kepolisan, dia mengikuti seluruh tahapan pendidikan, selepas dari Akademi Kepolisian. Dharma lulus dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian tahun 1995 dan mengikuti Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen) Polri pada 2002 dan ikut Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri pada 2014.

Selain di kepolisian, dia menambah pengetahuan di bidang akademik dengan kuliah di Magister Manajemen Universitas Bhayangkara, Jakarta Raya, pada 2002 dan Magister Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada (2006).

Dharma mendapatkan gelar doktor kehormatan bidang kemanusiaan dari MBC University, Depok, pada 2023.

Dalam delapan tahun terakhir, Dharma menduduki jabatan strategis di kepolisian, mulai dari Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri dan Karorenmin Bareskrim Polri di tahun 2016.

Pada 2018, Dharma ditugaskan di luar kepolisian, menjadi Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Lalu pada 2019 hingga 2021 menduduki posisi Wakil Kepala BSSN.

Setelah dari BSSN, dia kembali masuk ke institusi Polri dengan jabatan Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri. Lalu pada 2024 menjadi Pati Lemdiklat Polri dalam rangka pensiun.

Dharma menjatuhkan pilihan maju menjadi calon kepala daerah, setelah dirinya pensiun dengan menempuh jalur perseorangan.


Kun Wardhana 

Sementara itu sang bakal calon wakil gubernur Dr Kun Wardhana adalah seorang dosen tetap di Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta.

Dia mengajar sejumlah mata kuliah, mulai dari komunikasi multimedia, perencanaan analisis berbasis komputer, sistem kendali cerdas, hingga sistem robotika.

Selain di dunia akademik, Kun juga pernah terjun ke dunia politik dan aktif sebagai anggota partai.

Pada tahun 2010, Kun Wardhana Abiyoto dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) periode 2010–2015 menggantikan Rapiuddin Hamarung, sebelum akhirnya berpindah partai ke Partai Amanat Nasional (PAN).

Dia juga mencoba jalur politik di Pemilu 2019 sebagai calon legislatif Dewan Perwakilan Rakyat mewakili Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Daerah Pemilihan Jawa Timur II.

Kun Wardana lahir di Jakarta Pusat, 11 Agustus 1969, dengan delapan bersaudara. Ayahnya, Abiyoto Hadiprodjo, merupakan seorang pensiunan pegawai negeri sipil dari Partai Golongan Karya yang bertugas di Departemen Dalam Negeri dan berkiprah sebagai pengacara.

Kun Wardhana sejak kecil selalu mengikuti program percepatan dalam menempuh pendidikan formal. Saat lulus dari taman kanak-kanak, ia langsung duduk di bangku kelas dua sekolah dasar.

Enam bulan setelahnya, duduk di kelas 3 dan kelas 4 sampai 6 hanya ditempuh setahun, sehingga ia menamatkan sekolah dasar di usia delapan tahun.

Ia melanjutkan sekolah di SMP Trunajaya II, Kramat Kwitang, dan selesai dalam dua tahun pada tahun 1980.

Dia kemudian melanjutkan sekolah di SMA Trunajaya dan tidak lulus ebtanas. Dia kembali bersekolah di kelas 3 SMA Negeri 3 Jakarta dan berhasil lulus pada tahun 1982.

Dia mulai kuliah di umur 12 tahun dan pada April 1988, Kun dinobatkan sebagai penerima gelar insinyur termuda di Universitas Trisakti. Kala itu, dia berusia 18 tahun, 238 hari.

Selanjutnya, Kun Wardhana melanjutkan pendidikan jenjang S2 di Universitas Indonesia lulus tahun 1992. Terakhir, dia mengenyam pendidikan jenjang S3 di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1995.

Pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana membawa program "Selamatkan jiwa" bisa membuat perut kenyang demi memastikan pemerataan kesejahteraan rakyat di Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2024.

"Aman jiwa, baru bisa perut kenyang. Kalau kita tidak kenyang, sulit kita untuk bekerja," kata Dharma dalam konferensi pers pendaftaran Pilkada DKI di Jakarta, Kamis malam.

Dharma mengatakan dalam Pilgub DKI Jakarta ini dirinya didukung oleh wakilnya Kun Wardhana, yang dikenal sebagai "bayi ajaib", lantaran berpendidikan tinggi.

Menurut dia Kun Wardhana Abiyoto dikenal sebagai bayi ajaib karena pada umur 12 tahun 8 bulan sudah kuliah, hingga meraih gelar akademis di usia muda.

"Kami menegaskan bahwa kesempatan melalui jalur independen ini hanya untuk membela rakyat," kata dia.
 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024