Itulah kira-kira fitur yang ditawarkan aplikasi jejaring sosial buatan lokal bernama Pandume.
"Aplikasi ini tidak hanya berfungsi mengabadikan momen-momen penting, tapi juga membuatnya menjadi rangkaian informasi menarik dan inspiratif," kata co-founder dan COO Pandume, Roy Prawira dalam peluncuran Pandume di Jakarta, Rabu.
Dia menegaskan Pandume mengusung hal berbeda dibandingkan aplikasi berbagi foto lainnya. Album perjalanan, misalnya, dapat dibuat di aplikasi lain seperti Instagram.
Namun, Pandume menyediakan fitur untuk membuatnya foto-foto itu tetap rapi dalam satu album.
Tema yang diangkat dapat bervariasi, mulai dari wisata, makanan, musik, fotografi, olahraga, dan budaya.
Bagi yang hobi bepergian, misalnya, Pandume dapat dimanfaatkan sebagai album pengingat momen-momen berkesan selama perjalanan.
Selain melihat perjalanan foto, keterangan lokasi dari tiap foto juga dapat tertuangkan secara visual lewat jejak perjalanan di peta sehingga Pandume juga berfungsi sebagai sarana berbagi pedoman jalan-jalan (itinerary). Fungsi ini dapat ditemukan dalam fitur "Now" untuk meniru "Route" tertentu.
Pengguna dapat mencari "route" yang dibutuhkan lewat fitur pencarian berdasarkan kata kunci maupun hashtag. Informasi perjalanan yang diunggah pengguna pun dapat disebarkan ke akun media sosial lain seperti Facebook, Twitter, Tumblr dan Pinterest atau di-reroute (seperti retweet).
Pradikta Dwi Anthony yang dikenal lewat akun Twitter @TravellersID mengemukakan keunggulan Pandume dalam mengabadikan tiap perjalanan dibandingkan media sosial berbagi foto lainnya.
"Kenangan kalau tercecer itu tidak enak. Di Pandume, album foto disatukan dalam satu album cerita. Route membuat kenangan cerita perjalanan menjadi utuh," jelasnya.
Dalam Pandume, pengguna dapat membuat Route atau semacam album berisi maksimal delapan foto yang masing-masing memiliki keterangan maksimal 140 karakter dan tag lokasi.
Batasan 140 karakter untuk setiap keterangan foto disambut positif oleh salah satu pengguna Pandume, yaitu Dina dari Dua Ransel.
Perempuan yang hidup nomaden sebagai backpacker bersama suaminya selama lima tahun terakhir ini mengatakan Pandume membuatnya mudah memberikan penjelasan singkat tanpa bertele-tele.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014