Luas lahan tanaman ketela di Gunung Kidul mencapai 55 hektare dan mampu menghasilkan satu juta ton. Harga jual ketela basah dari ladang Rp1.000 per kilogram atau mencapai Rp1 triliun pada 2013,"
Gunung Kidul (ANTARA News) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaporkan produksi ketela di wilayah setempat pada 2013 mencapai satu juta ton.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Gunung Kidul Supriyadi di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan produksi ketela mengalami peningkatakan sangat signifikan.
"Luas lahan tanaman ketela di Gunung Kidul mencapai 55 hektare dan mampu menghasilkan satu juta ton. Harga jual ketela basah dari ladang Rp1.000 per kilogram atau mencapai Rp1 triliun pada 2013," kata Supriyadi.
Namun, kata dia, hasil produski ketela petani Gunung Kidul dibeli oleh pengepul dari Surabaya (Jawa Timur), Cilacap (Jawa Tengah) dan Jakarta. Petani belum mampu membuat nilai jual ketela lebih tinggi.
"Sebagian besar merupakan perusahaan makanan yang berasal dari kota besar, untuk ekspor hanya sebagian kecil," kata dia.
Dia mengatakan pendirian pabrik besar untuk mengolah hasil pertanian andalan tersebut dengan mendirikan pabrik mokaf berskala besar, bukan solusi karena akan mengakibatkan petani hanya menjadi buruh.
"Kami sudah punya pabrik dengan skala kecil di empat kecamatan. Kami beranggapan tidak perlu mendirikan pabrik karena hanya menyebabkan petani kita menjadi buruh," kata dia.
Namun demikian, ia mengatakan Pemkab Gunung Kidul berupaya meningkatkan kualitas hasil produksi ketela. Upaya peningkatan kualitas terus dilakukan dengan mendatangkan benih unggul yang berasal dari luar daerah.
"Kami mendatangkan benih dari wilayah lain seperti dari Malang (Jawa Timur), nantinya akan dicoba oleh bebrapa petani, apabila berhasil baru akan disebar ke seluruh petani," katanya.
Salah seorang petani asal Playen, Suwito mengatakan sengaja menanam ketela saat musim kemarau karena lahannya apabila musim penghujan ditanami padi.
Dia mengatakan harga jual ketela akan meningkat apabila dijual dalam keadaan kering. Harga ketela kering atau disebut gaplek berkisar Rp1.000-Rp1.200 per kg.
"Ketela langsung dijual ke pengepul yang biasa membeli. Harga gaplek, fluktuatif. Saat panen, harga gaplek Rp1.000 per kg. Tapi ketersedian gaplek berkisar Rp1.200--Rp1.500 per kg," kata dia. (*)
Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014